Wall Street Bergerak Variatif , Nasdaq Catat Rekor Tertinggi Baru

Nur Hana Putri Nabila
25 Maret 2024, 06:07
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (AS). ANTARA/Reuters/pri
Antara
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (AS). ANTARA/Reuters/pri
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) mayoritas ditutup melemah pada perdagangan hari Jumat (22/3) kemarin. Pergerakan saham wall street dipengaruhi oleh pernyataan Bank Sentral AS, Federal Reserves, yang membuka peluang menurunkan suku bunga selama tiga kali tahun ini.

 Meskipun Dow Jones turun 305,47 poin atau 0,77% dan ditutup di level 39.475,90, minggu ini tetap menjadi pekan terbaik bagi indeks tersebut sepanjang tahun ini usai mencatat rekor berturut-turut. S&P 500 juga turun tipis sebesar 0,14% ditutup di level 5.234,18.

Sementara Nasdaq Composite tumbuh 0,16% dan mencatat rekor baru dengan penutupan pada level 16.428,82.

Selama minggu ini, ketiga indeks utama tersebut mencatat kenaikan positif, di mana S&P 500 terapresiasi sekitar 2,3%. Dow Jones hanya mengalami kenaikan sedikit kurang dari 2%, namun tetap mencatatkan minggu terbaiknya sejak bulan Desember. Sementara Nasdaq merupakan yang paling unggul di antara ketiganya, dengan kenaikan hampir mencapai 2,9%.

Di samping itu, menurut Co-chief Investment Officer Truist, Keith Lerner menyebut penurunan tersebut dianggap sebagai periode konsolidasi usai melewati minggu yang sangat kuat. Ia menyatakan pandangan bahwa tren pasar secara keseluruhan masih positif.

"Terutama saat Anda melihat tercapainya level-level tertinggi baru ini, menandakan tren kenaikan yang berkelanjutan selama lima bulan berturut-turut," kata Lerner dikutip dari CNBC, Senin (24/3). 

Investor Optimis

 Salah satu alasan investor masih optimistis terhadap pasar saham sebab pertemuan Federal Reserve yang diselenggarakan minggu lalu. Bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Tak hanya itu, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan akan tetap dilakukan meskipun terjadi peningkatan inflasi belakangan ini yang sempat membuat beberapa investor khawatir akan adanya penundaan pelonggaran kebijakan moneter.

"Itu sudah cukup bagi pasar untuk bergerak maju," tambah Lerner.

Indeks utama ditutup pada level rekor pada hari Kamis (21/3) untuk hari kedua berturut-turut, dan mencapai level tertinggi intraday sepanjang masa. Hari Kamis juga merupakan sesi kemenangan keempat berturut-turut untuk ketiga indeks tersebut, dengan Dow Jones Industrial Average ditutup mendekati level 40.000.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...