Sambut Bitcoin Halving, Ini Dua Strategi Bagi Trader dan Investor
Platform investasi aset kripto Bittime memprediksi adanya peningkatan aktivitas di pasar aset kripto menjelang Bitcoin halving. Bittime menekankan pentingnya strategi bagi trader dan investor untuk mengoptimalkan performa portofolio.
Bitcoin halving merupakan sebuah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun di mana imbalan bagi para penambang aset kripto Bitcoin (BTC) akan dikurangi.
Menurut CEO Bittime, Ryan Lymn, Bitcoin halving juga akan mengakibatkan pembatasan pasokan koin BTC, yang jumlahnya sudah ditetapkan secara total sebanyak 21 juta koin. Berdasarkan prinsip ekonomi, kata Lymn, penurunan pasokan koin dengan tingginya permintaan akan mendorong kenaikan harga.
Selain itu, Bittime memperkirakan Bitcoin halving akan memicu aktivitas yang meningkat di pasar aset kripto secara keseluruhan. Ia menyatakan bahwa masa-masa sebelum dan sesudah halving berpotensi memberikan berbagai kejutan bagi para pelaku pasar.
“Bitcoin halving kali ini diprediksi terjadi pada pertengahan April. Sementara kita sudah melihat pasar aset kripto yang begitu bullish sejak awal tahun dan mencatatkan beberapa rekor baru,” kata Lymn dalam risetnya, Rabu (27/3).
Menurut Product Manager Bittime, Fransiskus Bupu Awa Du’a, pihaknya telah mengamati kinerja pasar aset kripto selama periode historis sebelum halving sebelumnya. Menurutnya, ada beberapa tips yang bisa dipertimbangkan oleh para pelaku pasar selama periode ini.
"Pertama-tama, yang pasti adalah melakukan buy the dip atau membeli ketika harga Bitcoin turun. Secara historis, harga BTC cenderung menguat setelah halving," kata Fransiskus.
Fransiskus menjelaskan strategi buy the dip cocok digunakan karena dalam dua periode halving sebelumnya, yaitu pada tahun 2020 dan 2016, harga BTC turun cukup signifikan sebelum halving. Hal itu menjadi pertimbangan bagi para pelaku pasar untuk membeli di saat harga turun menjelang halving, dengan catatan harus bersabar.
“Pada halving 2016, harga Bitcoin terpantau melemah sampai minus 40% sebelum halving. Sementara pada 2020, BTC tercatat koreksi sampai minus 20% sebelum halving. Jadi ada kemungkinan pelemahan cukup besar sebelum halving,” ucapnya.
Tips kedua, menurut Frans, memantau altcoin yang memiliki proyek yang terhubung dengan jaringan Bitcoin atau yang menggunakan lapisan kedua atau layer dua dalam blockchain tersebut sebagai aset diversifikasi. Menurutnya, hal ini menandakan perkembangan naratif di mana jaringan Bitcoin dapat digunakan untuk tujuan lain selain transaksi semata.
Saat ini, ada beberapa altcoin di jaringan Bitcoin yang memiliki rencana proyek yang menarik, seperti ORDI dan STX. Aset kripto tersebut dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari diversifikasi portofolio para pelaku pasar.
Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat nilai transaksi perdagangan aset kripto pada Februari 2024 sebesar Rp 33,69 triliun atau naik 56,22% dari bulan sebelumnya.
Sementara jumlah investor per Februari 2024 tercatat sebanyak 19,18 juta investor. Bappebti menilai adanya peristiwa halving Bitcoin dapat mendorong transaksi dan jumlah investor lebih banyak lagi kedepannya.