Wall Street Fluktuatif, Indeks Saham S&P dan Nasdaq Cetak Rekor Baru

Nur Hana Putri Nabila
4 Juli 2024, 06:30
Bursa efek New York, S&P, NASDAQ, Wall Street
NYSE
Bursa efek New York atau Wall Street
Button AI Summarize

Bursa saham Amerika Serikat Wall Street bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu (3/7). Investor mengabaikan lesunya data ekonomi hingga mendorong indeks S&P 500 naik ke level tertinggi baru.

Indeks saham S&P meningkat 0,51% menjadi 5.537,02. Nasdaq Composite naik 0,88% menjadi 18.188,30, berkat penguatan saham-saham teknologi seperti Tesla dan Nvidia.

Kedua indeks itu bahkan mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa dalam sesi tersebut.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun 0,06% menjadi 39.308,00. Hal ini karena harga saham UnitedHealth turun hampir 1,7%, sehingga membebani indeks.

Harga saham Tesla melonjak 6,5% pada Rabu dan mencatatkan kenaikan untuk sesi ketujuh berturut-turut. Ini merupakan kemenangan beruntun pertamanya pada 2024.

Kepala Strategi Teknikal di Blue Chip Daily Trend Report Larry Tentarelli menyampaikan, banyak orang tidak suka dengan Tesla tiga bulan lalu. Kini situasinya berbeda dan orang-orang senang melihat kinerja Tesla yang semakin membaik.

"Reli Tesla bullish untuk pasar secara keseluruhan," kata Tentarelli dikutip CNBC Internasional, Kamis (4/7). 

Selain itu, saham Nvidia naik sekitar 4,6%. Kenaikan Nvidia mendorong indeks Nasdaq yang sangat bergantung pada teknologi.

Meski begitu, volume perdagangan Bursa Efek New York atau Wall Street pada Rabu (3/7) tercatat lebih rendah, karena tutup lebih awal pada pukul 13.00 ET. Selain itu, tutup pada Kamis (4/7) karena Hari Kemerdekaan.

Investor menganalisis statistik Automatic Data Processing atau ADP National Employment Report yang dirilis pada Rabu pagi, yang mengindikasikan pelemahan ekonomi. Kemudian, mereka mewaspadai laporan pekerjaan Juni yang bakal dirilis Jumat.

ADP National Employment Report adalah laporan bulanan tentang pekerjaan sektor swasta di Amerika. Pada Juni, pertumbuhan gaji sektor swasta lebih rendah dari perkiraan.

Sementara itu, klaim pengangguran mingguan lebih tinggi dari yang diproyeksikan oleh para ekonom.

Meski begitu, saham-saham di bursa efek New York atau Wall Street masih bisa menguat berkat turunnya imbal hasil obligasi. Penurunan ini membuat para trader optimistis bahwa bank sentral Amerika, The Fed telah melihat cukup bukti untuk mulai menurunkan suku bunga, khususnya suku bunga Treasury AS bertenor 10 tahun.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...