Volatilitas Pasar Tinggi, Mirae Asset Rekomendasi Saham BBCA, TLKM hingga ASII
Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk bertransaksi jangka pendek pada saham-saham berfundamental kuat di tengah tingginya volatilitas pasar saham global.
Head of Investment Solution Mirae Asset Sekuritas, Roger MM menyebut terdapat sembilan saham dengan fundamental kuat yang menjadi pilihan Mirae Asset di tengah kondisi makroekonomi yang berkembang saat ini.
Sembilan saham tersebut yaitu:
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES),
- PT Astra International Tbk (ASII),
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI),
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA),
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI),
- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN),
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI),
- PT Mayora Indah Tbk (MYOR),
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
“Investor juga bisa memanfaatkan momentum dan mengoleksi saham berfundamental kuat ketika pasar terkoreksi,” ujar Roger dalam Media Day: August 2024 bertajuk “Empowering Investors: Discover a Next-Level Trading System”, Kamis (8/8).
Tak hanya itu, Roger menyebut saat ini pasar saham sangat tidak stabil, dengan fluktuasi yang sangat signifikan, baik naik maupun turun dan itu terjadi di hampir seluruh dunia. Fluktuasi ini terutama terlihat di beberapa negara utama dalam seminggu terakhir.
“Pergerakan itu juga terkait dengan ketidakpastian ketika ada ancaman resesi di AS, sehingga membuat mata uang dolar AS dan harga emas dunia meningkat,” katanya.
Faktor Volatilitas di Pasar Global
Di samping itu, demi menghindari risiko resesi, Roger menyebutkan bahwa ada kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 25-50 basis poin (bps) pada September. Bahkan Fed bisa menurunkan hingga maksimal 125 bps hingga akhir tahun ini.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi ekonomi dan pasar saham global adalah ketidakpastian terkait kemungkinan Donald Trump terpilih sebagai presiden lagi. Kemudian melambatnya ekonomi di AS dan China, serta ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah.
Walaupun terjadi volatilitas tinggi di pasar global, Roger optimistis bahwa kondisi ekonomi dan pasar modal di dalam negeri akan tetap stabil.
"Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga 50 bps pada akhir tahun, menjadi 5,75% dari posisi saat ini yang 6,25%," kata Roger.