Ini Kata Analis Soal Saham GOTO yang Masuk FTSE Middle Cap
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) keluar dari indeks bergengsi Financial Times Stock Exchange (FTSE) Large Cap dan kini masuk ke dalam indeks FTSE Mid Cap. Menurut sejumlah analis, perpindahan saham GOTO dari FTSE Large Cap ke FTSE Mid Cap itu tidak perlu dikhawatirkan karena saham GOTO tetap menjadi saham yang dilirik oleh investor asing.
FTSE Global Equity Index merupakan indeks bergengsi yang digunakan sebagai acuan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi. Indeks ini mencakup total 19 ribu perusahaan publik dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) besar, menengah, kecil dan mikro di 49 negara termasuk negara berkembang.
FTSE secara rutin melakukan kocok ulang atau rebalancing untuk saham-saham yang menjadi penghuni indeksnya. FTSE Global Equity Index Series Semi Annual Review September 2024 ini akan berlaku mulai 23 September 2024.
Merespons hal tersebut, Analis Semesta Indovest Sekuritas Nicholas Dharmawan menilai bahwa tekanan jual pada saham GOTO mulai berkurang dan harga saham kini kuat di atas level Rp 50 atau gocap. Dengan demikian, ia menyebut perpindahan GOTO ke indeks FTSE Mid Cap tidak perlu dikhawatirkan sebab saham tersebut masih termasuk dalam portofolio yang banyak dibeli investor asing.
Selain itu, Nicholas juga menyampaikan likuiditas perdagangan saham GOTO di pasar sekunder juga tetap tinggi. Hal itu terlihat rata-rata nilai transaksi saham emiten teknologi ini dalam dua minggu terakhir yang mencapai Rp 106 miliar dan aliran dana asing terus masuk.
“Tekanan jual mereda setelah harga mencapai bottom seiring dengan prospek kinerja yang positif dan kepercayaan investor yang membaik,” kata Nicholas dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/8).
Nicholas juga mengatakan bahwa selain perbaikan fundamental, aksi pembelian kembali atau buyback saham juga memberikan sentimen positif bagi harga saham GOTO. Dengan anggaran buyback sekitar Rp 3,2 triliun, GOTO masih memiliki likuiditas yang cukup untuk ekspansi usaha.
Ia mengatakan kinerja GOTO pada semester pertama 2024 menunjukkan perbaikan signifikan. Pendapatan meningkat sedangkan rugi operasional berkurang. Setelah melaporkan kinerja yang membaik, GOTO tetap mempertahankan target profitabilitas, dengan target EBITDA yang disesuaikan untuk 2024.
Kinerja GOTO Membaik
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis juga memberikan catatan terkait pedoman manajemen GOTO. Niko menyoroti keberhasilan perusahaan dalam rasionalisasi beban usaha tetap (fixed cost), mencapai marjin kontribusi positif untuk setiap pengguna baru, serta meningkatkan penjualan silang (cross selling) layanan BNPL (Buy Now, Pay Later) dan pinjaman.
Pada kuartal kedua 2024, ia menyebut Gojek berhasil meningkatkan jumlah penggunanya, sementara semua biaya akuisisi pelanggan satu kali tercatat pada kuartal tersebut.
“Ke depan, pengguna baru akan mencapai kontribusi margin positif dan menghasilkan leverage operasional dalam biaya teknologi.” tulis Niko dalam keterangannya.
Niko juga menilai bahwa dalam bisnis lending, basis pengguna yang lebih besar akan membantu GOTO memperluas layanan ke BNPL. Setelah siklus BNPL ini matang, lanjut Niko, GOTO dapat mengembangkan bisnisnya lebih lanjut ke pinjaman digital.
“Gopay masih dalam tahap awal, mampu tumbuh dengan menjamin pinjaman di berbagai platform termasuk untuk penggunaan BFI Finance dan Tiktok.” tambahnya.