RI Kebanjiran Mobil Listrik, SMSM Belum Kecipratan Dampak Positif

Ringkasan
- Harga Bitcoin melonjak hampir 5%, melampaui US$62.000, didorong oleh data ketenagakerjaan AS yang positif dan prediksi koreksi bertahap.
- Altcoin utama seperti Ether, Dogecoin, Shiba Inu, dan Near Protocol juga mengalami kenaikan yang signifikan, didukung oleh reli pasar kripto secara keseluruhan.
- Eks CEO BitMEX, Arthur Hayes, memprediksi Bitcoin telah mencapai titik terendah dan akan bergerak dalam kisaran sempit hingga Agustus, dengan kenaikan bertahap ke level sekitar US$60.000 hingga US$70.000.

Wakil Direktur Utama PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) Ang Andri Pribadi mengatakan, meskipun produsen komponen kendaraan listrik sudah banyak masuk ke Indonesia, perusahaan hingga kini belum merasakan dampak positif.
Meskipun belum merasakan dampak positifnya secara langsung, ia optimistis dengan adanya kewajiban kandungan lokal bagi semua produsen otomotif, perusahaan akan menjadi salah satu pilihan untuk memasok filter atau kondenser kedepannya.
“Kami berharap nanti replacement pasarnya juga akan tumbuh, sehingga perusahaan juga mengalami pertumbuhan positif untuk pasar electric vehicle (EV), kata Andri dalam konferensi pers paparan publik 2024 secara virtual, Kamis (29/8).
Saat ini, ia menyebut perusahaan sudah memproduksi sekitar 74 jenis filter untuk kendaraan listrik. Dengan demikian, ia yakin permintaan akan meningkat seiring bertambahnya populasi kendaraan listrik di Indonesia.
Empat Produsen Mobil Listrik Cina Sepakat Jadikan RI Hub Produksi Ekspor Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bersama dengan empat perusahaan kendaraan listrik asal Cina sepakat menjadikan Indonesia sebagai hub produksi kendaraan ramah lingkungan untuk proyeksi ekspor. Empat produsen tersebut adalah Neta, Wuling, Chery, dan Sokon.
"Perusahaan sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai hub basis produksi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) stir kanan, untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil stir kanan,” kata Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/6).
Kesepakatan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi ekspor itu disampaikan para pengusaha EV pada saat kunjungan kerja Menperin Agus ke Beijing, Cina 12-13 Juni.
Agus mengatakan, pemerintah Indonesia telah menetapkan target produksi kendaraan listrik pada 2030 sebesar 600 ribu unit.
Perusahaan kendaraan listrik Neta melalui PT Neta Auto Manufacturing Indonesia berencana meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai dengan 60 persen pada 2025. Mereka menargetkan penjualan sebesar 10 ribu unit per tahun.
Sementara SAIC GM Wuling Automobile Company, diharapkan bisa meningkatkan kuantitas ekspor mobil listrik yang dibuat di Indonesia. Dengan demikian, industri kendaraan listrik di Tanah Air bisa menjadi basis produksi di ASEAN dan dunia.
"Pemerintah Indonesia mengharapkan agar Wuling dapat menjajaki peningkatan pasar ekspor terutama untuk produk EV agar semakin menegaskan target Indonesia sebagai basis produk EV di ASEAN dan dunia,” katanya.