BEI Ungkap Dua Sentimen Penting yang Akan Pengaruhi IHSG hingga Akhir Tahun
Bursa Efek Indonesia menilai, suku bunga dan pergantian pemerintahan akan menjadi sentimen utama yang memengaruhi indeks harga saham gabungan atau IHSG sepanjang sisa tahun ini. Analis memperkirakan indeks masih berpeluang menguat usai beberapa mencetak rekor, tetapi masih berada di level 7.900 pada akhir tahun ini.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy mengatakan langkah The Fed menurunkan suku bunga telah meningkatkan optimisme di kalangan pelaku pasar. Menurutnya, ini adalah perkembangan positif yang tercermin dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG.
“Semua orang memang menunggu suku bunga turun,” kata Irvan kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (19/9).
The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada Rabu (19/9). Sementara itu. pergantian pemerintahan akan berlangsung pada bulan depan.
Pada perdagangan saham Kamis (19/9), IHSG mencapai rekor tertinggi selama tiga hari beruntun. IHSG menguat 0,97% ke level 7.905. IHSG dalam sepekan terakhir bahkan telah naik 1,86% sedangkan jika dihitung sejak awal tahun (year to date) telah menguat sebesar 8,70%.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, aliran modal asing berpotensi masuk ke Indonesia seiring penurunan suku bunga global. Kondisi ini dapat memberikan katalis positif bagi pasar modal di dalam negeri.
Ia juga menilai pergantian pemerintahan yang akan diiringi dengan dinamika pemilihan menteri turut mempengaruhi gerak IHSG. Selain itu, sentimen lainnya adalah fundamental ekonomi Indonesia, serta stabilitas ekonomi dan politik.
"IHSG tahun ini kami targetkan all time itu di 7.915," kata Nafan kepada Katadata.co.id.
Mandiri Sekuritas sebelumnya juga menaikkan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir tahun 2024 mencapai 8.000 dengan skenario bullish atau bull case dari sebelumnya 7.640. Hal ini setelah memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed dan BI yang lebih agresif.
Kejar Kenaikan Nilai Transaksi
Irvan juga menyebut masih terdapat satu target yang belum tercapai, meskipun IHSG telah mencapai rekor tertinggi selama tiga hari beruntun. Pekerjaan rumah BEI itu adalah rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang tahun ini ditargetkan sebesar Rp 12,25 triliun.
“Nilai transaksi memang belum tercapai, masih menjadi PR karena masih banyak faktor” kata Irvan.
Berdasarkan data statistik BEI, pada periode Januari-Agustus 2024 rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 9,2 triliun. Demi mengejar target rerata nilai transaksi harian itu, BEI terus berupaya memperkenalkan instrumen dan mekanisme baru.
BEI telah menyediakan mekanisme short selling, memperkenalkan instrumen seperti single stock futures (SSF), dan mengembangkan exchange-traded fund (ETF), termasuk ETF emas. Selain itu, BEI juga tengah merencanakan pengembangan produk baru seperti put warrant, sebagai tambahan dari gold warrant yang sudah ada.
“Itu upaya-upaya BEI untuk meningkatkan likuiditas, memperdalam pasar,” pungkasnya.