Adu Laporan Keuangan 7 BUMN Gabung Danantara
Tujuh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masuk ke dalam ke Badan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Rencananya Presiden Republik Indonesia ke-8 Prabowo Subianto akan mempercepat peluncuran Danantara pada 7 November 2024.
Perusahaan-perusahaan yang dikabarkan masuk Danantara yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan Mind ID.
Jika menelisik laporan keuangan perusahaan tersebut, rata-rata perusahaan memiliki keuangan yang sehat dan mencetak laba dengan nilai tinggi. Misalnya saja dari sektor perbankan yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang meraup Rp 43,99 triliun naik 2,43% per September 2024.
Katadata.co.id telah merangkum kinerja terakhir ketujuh perusahaan yang masuk ke dalam Danantara, berikut ringkasan kinerjanya:
1. Bank Rakyat Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) secara konsolidasian membukukan laba bersih Rp 45,06 triliun hingga September 2024. Laba bersih BRI ini meningkat 2,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 43,99 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di media massa, pada Rabu (30/10), BRI mencatat kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment mencapai Rp 32,45 triliun, melonjak 39,6% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya Rp 23,23 triliun.
Di sisi lain, BRI mampu membalikkan kerugian nilai wajar aset keuangan yang mencapai Rp 1,11 triliun pada akhir September 2023, menjadi untung Rp 2,2 triliun per September 2024. Bank beraset terbesar di Indonesia ini mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 107,75 triliun pada periode Januari-September 2024, naik 4,6% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 103,01 triliun.
2. Bank Mandiri
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 42 triliun hingga kuartal III 2024. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, capaian tersebut tumbuh 7,56% secara tahunan atau year on year (yoy). Bank Mandiri juga mencatatkan realisasi kredit kuartal III 2024 secara konsolidasi mencapai 20,8% secara tahunan atau yoy menjadi Rp 1.590 triliun.
Ia menjelaskan, capaian realisasi kredit tersebut diikuti dengan kualitas aset yang terjaga, tercermin secara bank-only rasio kredit bermasalah atau rasio NPL Bank Mandiri sebesar 0,97% atau menurun 39 basis poin (bps) secara tahunan.
3. Bank Negara Indonesia
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan laba sebesar Rp 16,3 triliun per September 2024. Laba BNI naik 3,52% jika dibandingkan dengan laba kuartal tiga tahun lalu Rp 15,75 triliun. Pertumbuhan laba BNI didorong oleh pemulihan pendapatan operasional dan kualitas aset yang terjaga dengan baik.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kinerja solid BNI pada kuartal ketiga 2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global. Penyaluran kredit naik 9,5% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah.
4. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
PLN mencatatkan penurunan laba 80,72% per semester I 2024 mencapai Rp 4,99 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 25,89 triliun. Padahal PLN membukukan penjualan Rp 262,06 triliun atau meningkat 11,74% secara tahunan atau year on year (yoy).
5. Pertamina
Pada laporan kinerja yang terakhir yaitu sepanjang tahun 2023, PT Pertamina mencatatkan laba total sebesar US$ 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per US$). Perolehan laba tersebut naik 17% dibanding laba tahun 2022.
Kinerja positif keuangan Pertamina juga terlihat pada EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sebesar US$ 14,36 miliar. Angka ini naik 6 persen dibanding EBITDA di tahun 2022. Sementara, pendapatan konsolidasian tahun 2023 adalah sebesar US$ 75,79 miliar.
6. Telkom Indonesia
Per kuartal III 2024, laba bersih TLKM turun hingga 9,35% menjadi Rp 17,6 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 19,49 triliun. Padahal TLKM mencatatkan pendapatan sebesar Rp112,21 triliun, naik 0,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp111,23 triliun.
7. MIND ID
BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia atau MIND ID membukukan laba bersih sebesar Rp 27,5 triliun sepanjang tahun 2023. Perolehan ini meningkat 22,4% dari capaian tahun sebelumnya dan melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023.
Seiring dengan kenaikan laba, pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) MIND ID juga meningkat 9,7% jadi Rp 40,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut utamanya ditopang strategi ekspansi operasional bisnis yang proaktif.
Hingga akhir tahun lalu, total aset MIND ID juga naik sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 259,2 triliun. Disusul oleh kenaikan ekuitas sebesar 18% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 129,6 triliun.