Wall Street Melonjak Pekan Lalu, Dow Jones dan S&P 500 Cetak Rekor

Nur Hana Putri Nabila
2 Desember 2024, 06:28
wall street, bursa saham
NYSE
Ilustrasi. S&P 500 naik 0,56% ke 6.032,38, Nasdaq Composite terapresiasi 0,83% ke 19.218,17, dan Dow Jones Industrial Average bertambah 188,59 poin, atau 0,42% ke level 44.910,65.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street melonjak pada perdagangan Jumat (29/11), mengakhiri November dengan positif bagi pasar saham. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencatat rekor baru untuk level intraday atau sepanjang hari maupun penutupan.   

S&P 500 naik 0,56% ke 6.032,38, Nasdaq Composite terapresiasi 0,83% ke 19.218,17, dan Dow Jones Industrial Average bertambah 188,59 poin, atau 0,42% ke level 44.910,65.

Kenaikan ini didorong oleh saham-saham di bisnis chip, setelah laporan Bloomberg menyebut bahwa kebijakan pemerintahan Biden untuk membatasi penjualan peralatan semikonduktor ke Cina mungkin lebih ringan dari perkiraan. Saham Lam Research naik lebih dari 3%, Nvidia melonjak lebih dari 2%, dan ETF Semikonduktor iShares (SOXX) bertambah 1,3%. 

Kenaikan saham yang lebih luas juga mendorong S&P 500 mencetak rekor baru, dengan sekitar 60% emitennya ditutup di zona hijau. Pergerakan ini menandai kinerja pasar saham yang solid di akhir pekan dan bulan lalu, didukung oleh reli pasca pemilu usai kemenangan Presiden terpilih Donald Trump.  

Dow Jones naik 1,4% dalam sepekan, menjadikan kenaikan November sebesar 7,5%. S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 1,1% pekan ini, menutup November dengan kenaikan lebih dari 5% dan 6%. November menjadi bulan terbaik tahun 2024 bagi Dow dan S&P 500.   

Russell 2000, yang berfokus pada saham berkapitalisasi kecil, unggul pada November, didorong oleh ekspektasi rencana pemotongan pajak Trump. Indeks ini melonjak 10,8% bulan ini dan menguat 1,2% pekan ini.

Menurut Pakar Strategi Investasi di Baird Private Wealth Management, Ross Mayfield, November membuktikan bahwa kondisi sebelum pemilu tidak banyak berubah setelahnya. Ia mengatakan bahwa memasuki bulan Desember, sulit menghentikan tren pasar yang terus naik karena banyak faktor yang mendukung.

“Seperti pemilu yang sudah selesai dan dorongan musiman yang masih berlanjut,” kata Mayfield dikutip CNBC, Senin (2/12).   

Kenaikan saham di akhir tahun ini didukung oleh harapan bahwa suku bunga akan terus menurun dan mendorong perekonomian AS. Berdasarkan FedWatch Tool CME Group, ada peluang 66% bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan Desember ini. 

Pasar saham tutup pada Kamis dan hanya beroperasi hingga pukul 1 siang ET pada Jumat untuk memperingati libur Thanksgiving. Volume perdagangan pada Jumat di Bursa Efek New York dan Nasdaq tercatat kurang dari dua pertiga rata-rata harian selama 30 hari terakhir.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...