Wall Street Naik Usai Trump Kaji Kebijakan Tarif AS dan Data Inflasi Membaik

Nur Hana Putri Nabila
14 Februari 2025, 07:36
Donald Trump saat di kantor SpaceX di Amerika Serikat, Rabu, 20 November 2024.
Instagram Donald Trump
Donald Trump saat di kantor SpaceX di Amerika Serikat, Rabu, 20 November 2024.

Ringkasan

  • Bank Mandiri menghadapi tantangan investasi iklim yang mahal dan prioritas bisnis yang lebih dominan.
  • Diperlukan kebijakan insentif, seperti pajak karbon, untuk mendorong transisi ke ekonomi rendah karbon.
  • Kolaborasi sektor publik dan swasta sangat penting untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi investasi iklim dan mencapai target emisi nol bersih.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) naik pada perdagangan hari Kamis (14/2). Sentimen positif datang dari data inflasi terbaru dan pembaruan kebijakan tarif AS yang meredakan kekhawatiran investor terkait tekanan inflasi serta ketegangan perdagangan global.

Dow Jones Industrial Average terangkat 342,87 poin atau 0,77% ke 44.711,43. S&P 500 naik 1,04% ke 6.115,07, lalu Nasdaq Composite menguat 1,50% ke 19.945,64.

Dow mencapai level tertingginya setelah Presiden Donald Trump menandatangani memorandum untuk mengkaji tarif resiprokal bagi negara asing. Namun, Trump tidak langsung menerapkan pungutan apapun meski sebelumnya mengisyaratkan adanya perubahan besar dalam kebijakan perdagangan. Menurut laporan Reuters, Trump juga menyebut tarif tambahan, termasuk untuk impor mobil, tetapi masih dalam pembahasan.

Melonjaknya saham teknologi juga mendorong kenaikan pasar pada Kamis. Nvidia menguat 3,2% setelah Hewlett Packard Enterprise mengumumkan mereka telah mengirimkan solusi pertama yang menggunakan chip Blackwell dari Nvidia. AppLovin, yang mencatat kinerja terbaik di sektor teknologi AS tahun lalu, melesat 24% berkat positifnya pendapatan. Tesla juga menguat 5,9%.

Selain itu pasar merespons positif setelah indeks harga produsen (PPI) mencatat kenaikan 0,4% pada Januari, melampaui perkiraan Dow Jones sebesar 0,3%. PPI inti, yang tidak mencakup harga makanan dan energi, naik 0,3% dan sesuai ekspektasi.

Meskipun data inflasi terlihat tinggi, laporan PPI terbaru dan data indeks harga konsumen pada Rabu menunjukkan indeks harga PCE, yang akan dirilis Februari, bisa jadi lebih rendah dari yang dikhawatirkan investor. Federal Reserve memantau indeks tersebut sebagai acuan kebijakan suku bunga.

Adapun imbal hasil Treasury 10 tahun turun sekitar 10 basis poin menjadi 4,531% setelah rilis data inflasi.

Kepala Strategi Teknikal di LPL Financial, Adam Turnquist, mengatakan komponen dalam indeks harga PCE menjadi faktor utama yang mendorong optimisme pasar. Menurutnya, data tersebut menekan imbal hasil sedikit lebih rendah. Tak hanya itu, ia juga menambahkan level 4,5% menjadi batas atas untuk kenaikan imbal hasil yang terjadi sejak September.

“Apabila imbal hasil menembus di bawah level tersebut, itu akan menjadi sinyal positif bagi pasar ekuitas,” ungkap Turnquist dikutip CNBC, Jumat (14/2).

Wall Street bangkit dari sesi perdagangan yang bergejolak setelah data pada Rabu menunjukkan kenaikan harga konsumen lebih tinggi dari perkiraan. Hal itu membatasi ekspektasi penurunan suku bunga hingga September. Selain itu investor terus menghadapi ketidakpastian akibat tingginya ketegangan perdagangan global.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...