Pasar Modal Terguncang, IHSG Rontok 2,27% di Tengah Aksi Demo

Nur Hana Putri Nabila
29 Agustus 2025, 12:14
IHSG, saham, demonstrasi
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz
Pengunjung berjalan didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 180,80 poin atau 2,27% ke level 7.771 pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (29/8). Penurunan indeks terjadi di tengah meluasnya aksi unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta sejak Kamis (28/8). 

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham hari ini mencapai Rp 13,31 triliun, dengan volume 33,99 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1,62 juta kali. Sebanyak 89 saham menguat, 662 saham terkoreksi, dan 49 saham tidak bergerak. Adapun kapitalisasi pasar IHSG pada sesi I hari ini mencapai Rp 14.093 triliun. 

Seiring dengan penurunan IHSG, dua saham milik konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan rontok. Harga saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) turun 6,24% ke Rp 15.025 dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) turun 4,01% ke Rp 6.575.

Dari sebelas sektor saham yang ada di BEI, sepuluh sektor anjlok. Saham-saham infrastruktur mencatat penurunan terbesar, yakni 3,50%. Saham emiten tersebut yang berada di zona merah misalnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang turun 1,89% ke Rp 3.120. 

Di sisi lain, bursa saham Asia didominasi naik. Indeks Straits Times naik 0,36%, Shanghai Composite terangkat 0,16%, dan Hang Seng menguat 0,63%. Sebaliknya, Indeks Nikkei turun 0,29%.  

Saham top gainers:

  • PT Tempo Intimedia Tbk (TMPO) naik 20,69% ke Rp 175
  • PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) naik 13,64% ke Rp 625
  • PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) naik 25% ke Rp 625

Saham top losers:

  • PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) turun 8,15% ke Rp 1.240
  • PT Petrosea Tbk (PTRO) turun 7,42% ke Rp 3.620
  • PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) turun 7,06% ke Rp 5.925

Pengamat Pasar Modal sekaligusFounder Republik Investor, Hendra Wardana, menyatakan penurunan IHSG mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor. Tekanan pasar kali ini lebih dipicu oleh kondisi domestik dibanding faktor global.  Aksi massa yang terjadi di Jakarta dan beberapa daerah menjadi sentimen negatif karena menimbulkan ketidakpastian politik, sementara pasar modal sangat sensitif terhadap isu stabilitas. 

“Begitu muncul potensi risiko keamanan, investor asing maupun domestik cenderung menahan diri, bahkan melepas portofolio untuk mengamankan posisi likuid,” kata Hendra dalam keterangannya, Jumat (29/8). 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...