Analis Proyeksi Bisnis BCA Tumbuh Solid, Harga Saham BBCA Bisa Sentuh Rp 12.000?
Perbankan swasta raksasa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membeberkan kinerja keuangan yang solid di tengah dinamika ekonomi dan politik Tanah Air. Hal itu ditandai dengan penyaluran target, hingga prospek pembagian dividen kepada pemegang saham.
Analis Trimegah Sekuritas, Jonathan Gunawan, menilai BCA memiliki model bisnis yang konservatif dan berhati-hati dalam menyusun rencana usaha. Menurutnya, hal ini membuat perseroan konsisten mencapai target, baik dari sisi penyaluran kredit maupun kinerja laba.
Jonathan mencontohkan, meski manajemen masih menargetkan target pertumbuhan kredit 6–8% di 2025, realisasi pada semester pertama 2025 sudah mencapai 12,9%. “Jadi target kredit dari manajemen besar kemungkinan akan tercapai, bahkan terlampaui," ucap Jonathan dalam keterangannya, Jumat (12/9).
Lebih lanjut, ia memproyeksikan dengan outlook makroekonomi semester kedua 2025 yang diperkirakan semakin solid, kualitas kredit perbankan diproyeksi membaik, termasuk untuk BCA. Menurut Jonathan, bila kualitas kredit membaik, maka pencadangan bisa dikurangi di semester II sehingga memberi ruang lebih pada pertumbuhan laba.
“Hal ini sesuai dengan pernyataan manajemen BCA yang menyatakan pencadangan akan dijaga pada level cukup," ujarnya.
Jonathan juga menjelaskan pertumbuhan kredit BBCA pada semester pertama 2025 terutama ditopang oleh sektor produktif, dengan kontribusi terbesar berasal dari kredit korporasi yang naik 16,1% yoy. Capaian ini diikuti segmen komersial 12,6%, sektor konsumer tumbuh 7,6%, dan SME 11,1%.
Menurutnya, pencapaian signifikan di segmen SME karena BBCA agresif melakukan take over kredit berkualitas baik dengan harga yang kompetitif sehingga pangsa pasar SME BBCA meningkat di atas rata-rata industri.
Dari sisi pendanaan, CASA BCA sebesar Rp 982 triliun atau 82,5% dari total DPK. Loan to deposit ratio (LDR) tercatat di 78%, sementara cadangan sekunder dan surat berharga yang dimiliki mencapai Rp 433 triliun, setara 29% dari total aset.
Jonathan melihat kondisi ini mencerminkan likuiditas yang sangat ample sehingga BBCA tidak perlu ikut dalam persaingan ketat suku bunga deposito. Likuiditas yang kuat ini juga mendukung ekspansi kredit ke depan.
Sepanjang semester I 2025, BBCA membukukan laba bersih Rp 29 triliun, naik 8% yoy. Pertumbuhan net interest income mencapai 7%, sedangkan non-interest income melonjak 10,6% didorong peningkatan fee-based income dan trading income. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali di level 2,2% dengan coverage ratio 167%.
Bocoran Dividen BCA (BBCA)
Perbankan raksasa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membocorkan kisi-kisi pembagian dividen untuk para pemegang saham.
Direktur BCA John Kosasih kebijakan dividen setiap tahun mempertimbangkan sejumlah aspek, mulai dari kebutuhan permodalan, penyaluran kredit, kepentingan pemegang saham, hingga manajemen risiko atau rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR).
Di samping itu, John menyebut kinerja keuangan BCA saat ini masih terjaga baik, termasuk rendahnya tingkat utang perusahaan. Ia menyebut dividend payout ratio BCA saat ini mencapai 68%.
“Kami harapkan dividen payout ratio ini yang relatif tinggi ini dapat terus dipertahankan dengan baik. Namun secara historis, dari tahun ke tahun dividen BCA itu terus mengalami peningkatan,” kata John dalan Public Expose 2025 secara virtual, Kamis (11/9).
Target Harga Saham BBCA
Adapun saham BBCA pada perdagangan Jumat (12/9) pukul 15:25 WIB, naik 1,27% ke level Rp 7.950 per lembar saham. Kapitalisasi pasarnya tembus Rp 980,04 triliun.
Berdasarkan konsensus Bloomberg per 11 September 2025, mayoritas sekuritas memberikan rekomendasi positif terhadap saham Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dari 45 sekuritas, sekitar 91,8% analis memberikan rekomendasi beli, 8,1% merekomendasikan hold, sementara tidak ada yang merekomendasikan jual.
Sejumlah sekuritas besar seperti Sucor Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Maybank Investment, hingga Goldman Sachs memberikan target harga di atas Rp11.000 per saham dengan rekomendasi buy.
Sementara beberapa analis lain seperti Autonomous Research dan JP Morgan lebih berhati-hati dengan rekomendasi netral dengan target harga di bawah Rp 10.000.
Berikut rekomendasi saham BBCA:
| No | Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (IDR) |
| 1 | Sucor Sekuritas | buy | Rp 11.500 |
| 2 | Mandiri Sekuritas | buy | Rp 11.000 |
| 3 | PT Verdana Sekuritas | buy | Rp 12.300 |
| 4 | Macquarie | outperform | Rp 9.900 |
| 5 | Autonomous Research | neutral | Rp 9.500 |
| 6 | Aletheia Capital Ltd | buy | - |
| 7 | Maybank Investment | buy | Rp 11.675 |
| 8 | Goldman Sachs | buy | Rp 9.800 |
| 9 | Yuanta Investment | buy | Rp 10.500 |
| 10 | PT Ciptadana Sekuritas | buy | Rp 11.600 |
| 11 | PT Ina Sekuritas | buy | Rp 11.200 |
| 12 | UOB Kay Hian | buy | Rp 10.500 |
| 13 | PT BRI Danareksa | buy | Rp 11.900 |
| 14 | JP Morgan | neutral | Rp 8.000 |
| 15 | PT NH Korindo Sekuritas | buy | Rp 10.000 |
| 16 | Citi | buy | Rp 10.700 |
| 17 | DBS Bank | buy | Rp 12.000 |
| 18 | Binaartha Sekuritas | buy | Rp 9.950 |
| 19 | BNI Sekuritas | buy | Rp 12.000 |
| 20 | Sadif Investment | strong buy | Rp 9.924 |
| 21 | OCBC Sekuritas | buy | Rp 11.000 |
| 22 | PT. Simamas Sekuritas | buy | Rp 10.500 |
| 23 | RHB Research | buy | Rp 10.260 |
| 24 | MNC Sekuritas | buy | Rp 11.300 |
Sumber: Bloomberg
