Danantara Disebut Bakal Terlibat Merger GOTO-Grab, Ada Investasi TLKM di GOTO
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dikabarkan akan menggabungkan usahanya atau melakukan merger dengan Grab. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara disebut bakal terlibat dalam proses aksi korporasi tersebut.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengatakan pihaknya telah menerima arahan dari pemerintah dan akan mengukuti arahan terkait Grab dan GOTO, Namun, menurut dia, keputusan akhir dari rencana penggabungan ini bergantung pada hubungan bisnis (B2B) antar pihak).
Menurutnya, setiap proses bisnis harus tetap mengedepankan aspek komersial yang memberikan imbal hasil. Ia mengatakan, Danantara akan mendukung proses ini, tetapi memperhatikan kelayakan bisnis perusahaan sambil terus mempertimbangkan masukan dari pemerintah.
“Itu pasti sangat baik, tapi tentu kami harus fokus B2B antara kedua perusahaan itu. Dan jangan lupa mereka berdua perusahaan Tbk (Terbuka), jadi harus hati-hati, kami ngomongnya,” ujarnya Pandu di kantornya, Selasa (11/11).
Menteri Sekretaris Negara atau Mensesneg Prasetyo Hadi sebelumnya mengatakan, pemerintah tengah menggodok ketentuan yang dapat mengatur merger kedua perusahaan transportasi ojek online atau ojol tersebut. Pemerintah telah membicarakan rencana ini dengan para pimpinan Gojek dan Grab dan akan meliatkan Danantara dalam prosesnya.
Namun, mengapa sebenarnya Danantara dilibatkan?
Saat ini, salah satu emiten dibawah kelolaan Danantara, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) merupakan pemegang saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Emiten pelat merah ini telah menanamkan investasi pada GOTO sejak perusahaan ini masih berstatus sebagai perusahaan tertutup pada 2020.
TLKM saat ini masih mencatatkan kerugian yang belum direalisasikan atas investasi di saham GOTO. Meski sempat melesat pada perdagangan kemarin, harga saham GOTO saat ini di level 67 lebih rendah 80% dari harga IPO.
Merujuk laporan keuangan periode Januari - September 2025 TLKM, manajemen perseroan menyebut per tanggal 30 September 2025 dan 2024, Telkomsel menilai nilai wajar investasi di GOTO masing-masing sebesar Rp 54 per saham dan Rp 66 per saham.
“Jumlah kerugian yang belum terealisasi dari perubahan nilai wajar Investasi Telkomsel pada GOTO untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025 dan 2024 masing-masing sebesar Rp 380 miliar dan Rp 474 miliar,” demikian penjelasan manajemen TLKM dalam laporan keuangan kuartal III 2025 dikutip Selasa (11/11).
Manajemen TLKM menyebut, nilai yang disajikan tersebut sebagai kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Apa Kata GOTO soal Merger?
Dalam keterangan resminya, Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GoTo Gojek Tokopedia R. A Koesoemohadiani mengatakan, setiap langkah yang diambil oleh perusahaan akan senantiasa patuh terhadap peraturan perundang-undangan. Selain itu, tetap memprioritaskan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.
“Serta menjaga kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, serta seluruh pemangku kepentingan,” ujar Koesoemohadiani dalam keterangan resmi, Senin (10/11).
GOTO juga berkomitmen mendukung, serta menaati kebijakan dan regulasi pemerintah demi menciptakan industri yang efisien, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk mitra pengemudi, pelaku UMKM, serta konsumen di seluruh Indonesia.
Ia menegaskan GOTO berkomitmen untuk senantiasa mendukung arahan dan kebijakan pemerintah.
Catatan redaksi: Judul ini mengalami perubahan dari sebelumnya: Danantara Disebut Bakal Terlibat Merger GOTO-Grab, Selamatkan Investasi TLKM?
