Di Tengah Pandemi Covid-19, BRI Mampu Salurkan KUR Rp 37,4 Triliun
Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, perbankan masih giat menjaga kualitas pertumbuhan kredit. Salah satunya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dengan produk utamanya, Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Corporate Secretary BRI Amam Sukriyanto menjelaskan, hingga akhir Maret 2020, KUR yang disalurkan BRI mencapai Rp 37,4 triliun kepada 1,3 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Rinciannya, KUR Mikro sebesar Rp 33,8 trilliun, KUR Kecil sebesar Rp 3,5 triliun dan KUR TKI sebesar Rp 30 miliar.
“Angka ini setara dengan 31,15% dari target penyaluran KUR BRI tahun 2020, yang sebesar Rp 120,2 triliun,” ujar Amam kepada Katadata.co.id, Kamis (16/4).
Salah satu faktor yang menunjang penyaluran KUR BRI yakni, seluruh aktivitas Relationship Manager atau Mantri BRI saat ini telah didukung dengan utilisasi aplikasi digital, BRISPOT. Sehingga, proses penyaluran kredit berjalan normal, meskipun ada imbauan physical distancing dari pemerintah.
Amam mengungkapkan, aplikasi khusus ini menjadi alat bagi para manager BRI untuk menciptakan fleksibilitas dan efektifitas, sehingga proses kredit bisa dilakukan secara digital dengan lebih cepat di tengah himbauan work from home dan physical distancing.
(Baca: BRI Ungkap Empat Skema Restrukturisasi Debitur Terdampak Covid-19)
Ke depan, BRI tetap akan fokus menyalurkan kredit ke sektor produktif, yang porsinya sudah mencapai 58,68% dari total kredit yang dikucurkan BRI hingga Maret 2020. Selain itu, untuk menyalurkan kredit ke depan BRI akan menggunakan strategi selective growth.
Untuk itu, BRI melakukan clustering sektor ekonomi dan wilayah terdampak Covid-19, sehingga bisa meminimalisir risiko yang muncul. Kemudian, secara intensif BRI melakukan program relaksasi pinjaman bagi pengusaha yang terdampak Covid-19, serta melakukan pendampingan dan pelatihan secara virtual bagi pelaku UMKM.
Meski tetap mendorong penyaluran kredit saat pandemi Covid-19, BRI bakal merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini. Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan, manajemen memutuskan target yang lebih konservatif karena meluasnya penyebaran Covid-19 dan dampaknya mulai merembes ke berbagai sektor.
Dengan kondisi perlambatan yang terjadi saat ini, ia memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini akan lebih rendah dari target semula. Hanya saja, BRI saat ini masih menganalisa dan mengkalkulasi perubahannya.
“Ya kita akan revisi. Tapi angkanya belum bisa (diungkap), karena masih dihitung,” kata Haru kepada Katadata.co.id, Kamis (16/4).
(Baca: Imbas Corona, BRI Restrukturisasi Kredit 134 Ribu Debitur UMKM)