Laba Tiga Bank BUMN Tumbuh Melambat akibat Kredit Bermasalah

Image title
25 Januari 2020, 10:31
Laba Bersih dan Kredit 3 Bank Besar Pemerintah Tumbuh Melambat.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
BNI mencetak laba bersih Rp 15,38 triliun pada 2019, naik 2,5% dari tahun sebelumnya.

(Baca: Ekonomi Belum Membaik, BI Ramal Kredit Kuartal I Masih Tumbuh Lemah)

BRI menyalurkan kredit konsolidasi senilai Rp 908,88 triliun atau tumbuh 8,44% dibanding tahun sebelumnya Rp 838,14 triliun. Meski kredit berhasil tumbuh di atas rata-rata industri perbankan, namun lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang 14%.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyampaikan laba bersih perusahaan tumbuh melambat karena Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang makin besar. Hal itu seiring dengan kenaikan NPL perseroan 2,8%. Sedangkan pada tahun sebelumnya, NPLperseroan 2,27%.

"Ada kenaikan NPL, sehingga yield yang kami terima dari pinjaman berkurang.  Kami harus menambah cadangan untuk bisa meng-cover resiko likuiditas," katanya.

Salah satu segmen yang menyumbang NPL terbesar tahun lalu datang dari segmen korporasi. Akibatnya, NPL naik 8% pada 2019, sementara tahun sebelumnya 5%.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga mengalami hal serupa. Sepanjang 2019, perusahaan mencatat laba bersih Rp 27,5 triliun pada 2019, tumbuh 9,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meski begitu, sama seperti perbankan sebelumnya, pertumbuhan laba itu melambat dibanding 2018 yang mencapai 21,2%.

Hal ini disebabkan penyaluran kredit perseroan yang melambat dari 12,4% menjadi 10,6%. Adapun nilai penyaluran kredit sepanjang tahun lalu mencapai Rp 907,5 triliun.

Margin bunga bersih atau NIM juga turun dari 5,66% menjadi 5,56%. Sementara pendapatan bunga bersih naik 8,8% menjadi Rp 59,4 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar Kredit Bank Mandiri menyebutkan, perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan penurunan harga komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO) dan batu bara.

"Semuanya lagi di harga yang cukup rendah, sehingga tentu ada dampak kepada kondisi ekonomi," ujar dia di kantornya, Jakarta, Jumat (24/1).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Konsumer dan Transaksi Ritel Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan, pertumbuhan penyaluran kredit konsumer paling melambat dibandingkan segmen kredit lain pada 2019. Kredit yang disalurkan segmen ini hanya Rp 94,3 triliun atau tumbuh 7,9%.

Menurutnya, penyaluran kredit konsumer tumbuh melambat karena faktor konsumsi masyarakat yang menurun tahun lalu. 

Sementara segmen kredit lainnya bisa tumbuh tinggi. Misalnya, penyaluran kredit ke komersial dan mikro dengan peningkatan masing-masing 8,9% dan 20,1%.

Dibandingkan dua bank BUMN sebelumnya, kualitas kredit Bank Mandiri tampak lebih baik. Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau NPL yang turun sebesar 42 basis poin (bps) tahun lalu menjadi 2,33%. Dampaknya, biaya pencadangan (CKPN) pun turun 14,9% menjadi Rp 12,1 triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...