Kemelut Jiwasraya, Pengamat Asuransi Lihat Banyak Jalan untuk Selamat
"Kalau sudah baik dan sehat, RBC (rasio kecukupan modal berbasis risiko) sudah bagus, IPO. Kalau sekarang IPO siapa yang mau beli?" kata Togar.
(Baca: Kementerian BUMN Soroti Investasi Jiwasraya di Saham Gorengan)
Adapun jalan pembentukan dan penjualan anak usaha baru – Jiwasraya Putra -- dinilainya bukan solusi jitu. Biasanya, kata dia, masa tujuh tahun awal bisnis asuransi jiwa adalah masa ‘bakar uang’. Maka itu, ia menilai lebih baik perbaikan induk secara langsung.
"Bagaimana si bayi bisa menyuapi induknya? Bagaimana logikanya?" katanya.
OJK Klaim Tiga Perusahaan Asing Minati Jiwasraya Putra
Direktur Pengawas Asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah menyatakan ada tiga perusahaan yang tengah melakukan proses penawaran terhadap anak usaha baru Jiwasraya: Jiwasraya Putra.
Ia mengatakan, ketiga perusahaan tersebut merupakan perusahaan asing. "Kalau (perusahaan asuransi) lokal kan kita tahu kapasitasnya. Rasanya ini perusahaan asing (yang tertarik masuk ke Jiwasraya Putra)," dia di Jakarta, Kamis (21/11).
(Baca: Bakal Dijual, Valuasi Anak Usaha Jiwasraya Disebut Rp 9 Triliun)
Dia mengatakan, perusahaan asing tersebut nantinya bakal menjadi pemegang saham mayoritas Jiwasraya Putra dengan persentase kepemilikan di atas 50% namun tidak mencapai memegang 80% saham. Ahmad berharap, investor baru mampu mengembangkan Jiwasraya Putra lebih baik lagi.
Sedangkan Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan valuasi anak usaha tersebut sebesar Rp 9 triliun. Menurut dia, beberapa produk Jiwasraya akan diturunkan ke Jiwasraya Putra. Ini salah satu yang menyokong nilai anak usaha tersebut.
“Ada produk-produk dia yang bagus, terlepas dari sisi keuangannya. Kami sedang memilah-milah mana bisnis yang bagus untuk diteruskan dan bisa dijual ke investor," ujarnya.