Diperkuat Penyaluran FLPP, BTN Incar Pertumbuhan KPR 25% Tahun Ini
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sepanjang tahun ini tumbuh hingga 25%. Hal ini salah satunya didorong oleh penyaluran KPR subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
BTN kembali ditunjuk pemerintah sebagai bank penyalur KPR skema FLPP pada akhir tahun lalu, setelah sempat absen pada 2017.
Hal tersebut dinilai telah berdampak terhadap pertumbuhan penyaluran KPR perseroan sejak awal tahun hingga April 2019 mulai tumbuh. BTN mencatat pertumbuhan KPR sebesar 22,29% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 184,53 triliun per April 2019, dari Rp 150,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan KPR itu lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan nasional sebesar 13,2%, menurut data Bank Indonesia.
(Baca: Genjot KPR Subsidi, BTN Incar 95% Dana Tapera)
Direktur Consumer Banking BTN Budi Satria mengatakan, pertumbuhan tersebut ditunjang oleh peningkatan KPR subsidi perusahaan yang tumbuh 29,37% dari Rp 80,49 triliun pada April 2018 menjadi Rp 104,13 triliun di periode yang sama tahun ini.
Pertumbuhan KPR Subsidi tersebut membuat BTN memimpin pangsa pasar penyaluran KPR Subsidi. Berdasarkan data perusahaan, per Maret 2019, BTN menguasai pangsa pasar KPR subsidi sebesar 92,96%.
"Tahun ini kami sudah mulai dapat FLPP. Kalau tahun lalu, baru mulai September. Jadi, langsung kelihatan sekali pertumbuhannya. Jadi, antara lain pertumbuhan penyaluran KPR didorong oleh FLPP," kata Budi ketika ditemui usai menggelar buka puasa bersama awak media di Menara Bank BTN, Jakarta, Minggu (26/5).
(Baca: Naik Tipis, BTN Kantongi Laba Bersih Rp 723 Miliar di Kuartal I 2019)
Dia juga menyatakan, pertumbuhan KPR perseroan juga diikuti oleh pertumbuhan di segmen Non-Subsidi yang tumbuh 14,19% menjadi Rp 80,4 triliun pada April 2019 dibadning periode yang sama tahun sebelumnya Rp 70,41 triliun.
Komitmen penyaluran KPR Subsidi oleh BTN, juga tampak dari keikutsertaan perusahan dalam mengelola dana Tabungan Perumahaan Rakyat (Tapera), di mana rencananya, BTN bakal mengelola 60% lebih dana Tapera tersebut. Menurut Budi, dana Tapera akan menambah kapasitas kemampuan bank dalam menyalurkan kredit perumahan.
(Baca: Direstui Pemegang Saham, BTN Akuisisi 85% Saham PNM Secara Bertahap)
Per April 2019, Badan Pengelola Tapera (BP Tapera) tercatat mengelola dana senilai Rp10,4 triliun untuk pemupukan, pemanfaatan, dan dana cadangan bagi peserta yang pensiun. Dana tersebut berasal dari institusi sebelum berubah menjadi BP Tapera, yaitu Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Taperum-PNS).
Budi berharap, pihaknya mampu mengelola 95% dana Tapera sesuai dengan pangsa pasar KPR Subsidi yang perusahaan miliki saat ini. "Harapannya proporsional sesuai pencapaian target perumahan BTN. Kalau 95% market share kami, dananya 95% di BTN," katanya.