Naik Tipis, BTN Kantongi Laba Bersih Rp 723 Miliar di Kuartal I 2019

Image title
23 April 2019, 22:40
Foto udara perumahan di kawasan Riung Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/12). Indonesia Property Watch (IPW) mencatat jumlah unit properti yang terjual pada akhir 2017 tumbuh 5,7 persen, angka tersebut lebih baik dibandingkan pada akhir 2016 yang
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Foto udara perumahan di kawasan Riung Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/12). Indonesia Property Watch (IPW) mencatat jumlah unit properti yang terjual pada akhir 2017 tumbuh 5,7 persen, angka tersebut lebih baik dibandingkan pada akhir 2016 yang melambat sampai minus 24 persen.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengantongi laba bersih Rp 723 miliar pada triwulan I 2019. Angka ini tumbuh 5,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 684 miliar.

Berdasar laporan keuangan perusahaan, pada kuartal I 2019, BTN mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 242,13 triliun, tumbuh 19,57% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 202,5 triliun.

Adapun, kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut, lebih tinggi di dibanding rata-rata industri perbankan nasional. Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan secara nasional rata-rata hanya bergerak di kisaran 12% secara tahunan per Februari 2019.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengungkapkan, pihaknya secara konsisten menggelar berbagai aksi strategis, kemitraan, dan promosi dalam menyalurkan kredit. Perusahaan juga mulai aktif mengakselerasi kredit di sektor non-perumahan, kendati penyaluran kredit BTN terbesar saat ini masih berfokus di sektor perumahan

“Dengan pencapaian penyaluran kredit kami pada kuartal I-2019 ini, akan terus kami pacu hingga akhir tahun ini, namun dengan tetap selektif dan fokus menjaga kualitas kredit,” kata Maryono dalam  siaran resmi di Jakarta, Selasa (23/4).

(Baca: BTN Bakal Akuisisi 30% Saham PNM Investment Management Rp 114,9 Miliar)

Terkait penyaluran kredit kuartal lalu, Maryono menjelaskan di sektor perumahan,  penyaluran kredit BTN mencatat peningkatan 19,11% menjadi Rp219,72 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp184,46 triliun.

Permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang masih tinggi, menjadi pendorong kuat kenaikan total kredit di segmen ini. Berdasarkan catatan keuangan BTN,  penyaluran KPR subsidi naik 28,87% dari Rp79,14 triliun per 31 Maret 2018 menjadi Rp101,99 triliun di periode yang sama tahun ini. Sementara, KPR Non-Subsidi pun naik sebesar 14,37% menjadi Rp 79,83 triliun.

(Baca: Setelah PNM-IM, BTN Incar Sejumlah Aksi Akuisisi)

Dengan capaian tersebut, KPR emiten tersebut tumbuh sekitar 22,07% menjadi Rp181,83 triliun pada 31 Maret 2019. Karenanya, BTN memimpin pasar di segmen KPR dengan pangsa sebesar 39,35% per Desember 2018. Bank BTN juga masih menempati posisi wahid di pasar KPR subsidi dengan pangsa sebesar 92,96% per 31 Maret 2019.

Selain sektor perumahan, BTN juga mencatat kenaikan kredit di sektor konstruksisebesar  8,96% menjadi Rp29,45 triliun pada akhir Maret 2019. Sedangkan penyaluran untuk kredit perumahan lainnya tercatat Rp8,44 triliun.

Kredit Non Perumahan

Di sektor kredit non-perumahan, BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,24%. Kenaikan tersebut ditopang oleh penyaluran kredit di segmen kredit konsumer dan kredit komersial yang mana masing-masing tumbuh 25,53% dan 23,88% di triwulan I 2019.

(Baca: BRI Proyeksi Kredit Kuartal I 2019 Tumbuh 12%-14%)

Di sisi rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett perseroan pada kuartal I lalu tercatat berada di level 2%. Posisi tersebut jauh di bawah ambang batas atas NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5%.

Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BTN per 31 Maret 2019 mencapai Rp215,82 triliun atau naik 10,98% yoy dari Rp194,48 triliun di periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut pun berada di atas rata-rata kenaikan DPK di industri perbankan nasional. BI merekam DPK perbankan nasional hanya naik sebesar 5,8% yoy pada Februari 2019.

“Kami akan terus berfokus menghimpun dana masyarakat untuk menopang ekspansi kredit. Penghimpunan dana tersebut juga difokuskan pada peningkatan berbagai produk tabungan dengan cost of fund yang rendah,” kata Maryono.

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...