Bank Mandiri Bantah Rencana Akuisisi Bank Permata
PT Bank Mandiri Tbk. membantah kabar yang menyebutkan bahwa bank pelat merah tersebut akan mengakuisisi PT Bank Permata Tbk. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Rafas mengatakan bahwa Bank Mandiri memang berencana untuk mengakuisisi bank berskala menengah namun belum diputuskan bank apa yang akan diakuisisi.
"Kami punya minat bukan kepada bank tertentu, kami punya minat akuisisi bank skala menengah karena kami punya ekses dari capex. Kami juga belum menyampaikan dalam RBB (rencana bisnis bank)," kata Rohan ketika ditemui di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Senin (4/3).
Rohan menyatakan isu yang mengaitkan Bank Mandiri dengan Bank Permata karena Standard Chartered Plc. (Stanchart) mengumumkan pada 26 Februari lalu, rencana untuk mengoptimalkan operasional bisnisnya di beberapa negara yang dinilai memberikan imbal hasil (return) yang rendah, salah satunya di Indonesia.
Kendati demikian, Rohan tidak menutup kemungkinan bank yang diakuisisi oleh Bank Mandiri adalah Bank Permata. Dia menegaskan sebelum niat Stanchart melepas sahamnya di Bank Permata, Bank Mandiri lebih dahulu menyatakan ingin mengakuisisi lembaga keuangan. "Kalau cocok, apa saja bisa'kan. Karena kami lebih dahulu menyatakan bahwa kami akan akuisisi lembaga keuangan," ujarnya.
(Baca: Rencana Bisnis 2019, Mandiri Ingin Akuisisi Bank Kelas Menengah )
Rohan mengatakan, saat ini Bank Mandiri masih mengkaji rencana akuisisi bank skala menengah tersebut. Rencana akuisisi diperkirakan setelah bulan Juni mendatang atau setelah mereka memasukkan rencana tersebut ke dalam RBB. Sehingga, dia belum bisa mengatakan, jumlah lembaga keuangan yang bakal dicaplok.
Namun, dia menyatakan tak tertutup kemungkinan Bank Mandiri akan mengakuisisi lebih dari satu lembaga keuangan. "Kenapa mesti satu (lembaga keuangan)? 'Kan kalau uangnya cukup, bisa beli lebih dari satu, yang bisa menjadi nilai tambah bisnis Mandiri yang belum pegang atau kuat di situ," kata Rohan.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, mereka berencana mengakuisisi lembaga jasa keuangan atau bank berskala menengah tahun ini. "Apabila berminat untuk mengambil bank, tentu kami akan meminta melihat valuasi yang sesuai. Karena memang kalau bersaing dengan bank asing, valuasinya tinggi," ujar Kartiko, di Jakarta, Senin (28/1).
Bank Mandiri memiliki modal berlebih sekitar Rp 30 triliun-Rp 35 triliun pada akhir 2018. Rasio kecukupan modal bank pelat merah tersebut berada di level 20,98% sehingga mampu mendukung aksi korporasi tersebut.
(Baca: Dorong Konsolidasi, Perbanas Nilai Idealnya Hanya Ada 50-70 Bank)
Direksi Standard Chartered Bank Indonesia Bungkam
Pada kesempatan yang berbeda, direksi Standart Chartered Bank Indonesia tidak mau memberikan komentar apa pun mengenai rencana induknya yang ingin melepas saham Bank Permata.
"Kami tidak dalam posisi memberikan komentar lebih lanjut untuk itu," kata Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro dalam acara pemaparan Kinerja Keuangan 2018 di Raffles Hotel, Jakarta, Senin (4/3).
Kabar soal pelepasan kepemilikan saham Stanchart Plc di Bank Permata ini sebenarnya sudah berhembus sejak akhir tahun lalu. Rumor soal kemungkinan akusisi bank-bank lain terhadap Bank Permata telah membuat harga saham bank ini melejit sekitar 69,6% sejak awal tahun ini menjadi Rp 1.060 per saham.
Stanchart Plc berpeluang mengantongi dana US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun dari penjualan sahamnya di Bank Permata dengan valuasi harga saham di pasar saat ini, menurut Financial Times. Keputusan tersebut juga akan mengurangi aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) Stanchart sekitar US$ 9 miliar atau setara Rp 126 triliun.
(Baca: Dilepas Stanchart, Saham Bank Permata Bakal Jadi Rebutan)