Kerja Sama BNI dengan WeChat Pay dan Alipay Tunggu Regulasi
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI )masih mempertimbangkan lebih lanjut kerja sama dengan dua perusahaan jasa pembayaran digital asal Tiongkok, WeChat Pay dan Alipay. Padahal, secara teknologi, BNI sudah memenuhi kapabilitas teknologi.
"Bahkan, kita sudah melakukan proof on concept (PoC), testing research and development (R&D) bersama WeChat Pay dan Alipay," kata Deputy General Manager IT Bidang Pengembangan BNI Muhammad Faisal Jazuli. "Jadi, kalau masalah teknologi, tidak ada isu," tambahnya ketika ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (27/2).
Menurut Faisal, saat ini BNI masih terus menggodok rencana kerja sama tersebut bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Faisal mengatakan, pembahasan yang dilakukan seputar skema penyimpanan dana dari transaksi kedua platform asal Tiongkok tersebut.
Pasalnya, BNI tidak mau masuknya WeChay Pay dan Alipay ke Indonesia hanya menjadikan Indonesia sebagai tempat transaksi saja, sedangkan dananya langsung lari ke negara asal mereka. Menurut Faisal hal itu merupakan masalah strategi kebangsaan saja, di mana jangan sampai Indonesia hanya menjadi tempat transaksi saja.
(Baca: Alipay-CIMB Niaga Sudah Mengajukan Izin Kerja Sama ke Bank Indonesia)
"Kalau kita transaksinya saja, berarti kita jadi pasar kan? Sedangkan penikmat bisnis utamanya sendiri, akan lari ke luar (negeri)," kata Faisal.
Untuk itu, BNI bersama regulator tengah menggodok sebuah regulasi untuk menghadapi kerja sama dengan pelaku teknologi finansial (tekfin) dari negara-negara lain yang ingin tersambung dengan sistem pembayaran Tanah Air. Hal itu agar Indonesia mendapatkan manfaat semaksimal mungkin dari transaksi itu.
Faisal mengaku belum tahu soal rencana apakah ke depannya, WeChat Pay dan Alipay akan bekerja sama dengan BUMN khusus tekfin LinkAja atau menjalin kerja sama dengan BNI. Hanya saja, keputusan tersebut akan diambil usai regulasi mengenai masuknya tekfin asing ke Indonesia selesai.
Pertengahan Januari lalu, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, nantinya LinkAja yang akan menindaklanjuti kerja sama dengan Wechat Pay maupun Alipay. "Kalau bank-bank BUMN diam saja dan tidak melakukan sistem pembayaran 'QR Code', kerugian di kita. Kami tidak dapat keuntungan apa-apa," ujar Baiquni di Jakarta, Selasa (15/1).
Saat itu, Baiquni masih belum menentukan keberlanjutan kerja sama dengan WeChat Pay dan Alipay, karena menunggu pendirian LinkAja. LinkAja akan menggarap bisnis sistem pembayaran menggunakan pemindaian kode respon cepat atau quick response code (QR code).