Manakah Indikator Terpenting Stabilitas Keuangan?

Tim Riset dan Publikasi
Oleh Tim Riset dan Publikasi - Tim Publikasi Katadata
8 Oktober 2018, 11:49
Penukaran uang dolar AS
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Penukaran uang dolar AS di sebuah gerai Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) di Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2).

Market Based Indicator

Aspek indikator berbasis pasar menunjukkan bobot tertinggi pada sovereign yield spread, diikuti harga pasar instrumen keuangan, dan peringkat kredit.

Harga pasar instrumen keuangan memengaruhi preferensi masyarakat dalam memilih instrumen investasi keuangannya. Harga pasar instrumen keuangan biasanya dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan penerbitnya.

Risk Sensitivity

Dari tiga indikator risk sensitivity, hasil bobot terbesar adalah Risiko Nilai Tukar, diikuti Risiko Suku Bunga, kemudian Risiko Harga Saham.

Risiko nilai tukar sangat mempengaruhi pemilihan investasi bagi investor. Terkait risiko suku bunga, mekanisme hedging risiko mata uang untuk membantu bank mengembangkan keuangan dan meningkatkan kualitas portofolio kreditnya. Sedangkan risiko naik-turunnya harga saham merupakan akumulasi dari dua risiko sebelumnya. 

2. Macroprudential Indicators

Sementara itu, lima indikator terpenting dari aspek makroprudensial adalah balance of payment, diikuti general macro indicators, contagion effect, debt, dan labor aspect.

Balance of Payment

Defisit neraca berjalan menjadi indikator utama pada aspek Balance of Payment, kemudian diikuti kecukupan cadangan devisa, komposisi komposisi dan jangka waktu aliran modal, nilai ekspor-impor, dan term of trade (ToT).

Neraca berjalan merupakan bentuk neraca yang mencatat transaksi barang, jasa, hibah, pendapatan faktor produksi (dari aset dan tenaga kerja) baik dari individu dan pemerintah serta kegiatan transfer uang pada aktifitas perdagangan internasional pada jangka waktu satu tahun.

General Macro Indicators

General macro indicators mencerminkan kondisi ekonomi secara keseluruhan dalam skala makro. Tiga variabel dari aspek makro tersebut yang mendapatkan nilai tertinggi adalah volatilitas nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, dan volatilitas suku bunga.

Empat variabel yang menempati posisi di bawahnya yaitu suku bunga the Fed, volatilitas inflasi, Household CPI, dan terakhir adalah suku bunga domestik.

Contagion Effect

Contagion effect merupakan suatu fenomena ketika krisis keuangan yang terjadi pada suatu negara akan memicu terjadinya krisis keuangan pada negara lain. Contagion effect pada stabilitas sistem keuangan biasanya berkaitan pada aktivitas sistem pembayaran dan lintas batas aliran keuangan sebagai akibat dari globalisasi keuangan.

Tiga indikator contagion effect yang mendapatkan bobot terbesar adalah korelasi pasar keuangan, kemudian sektor ekonomi yang jatuh, serta trade spilover.

 Debt

Pengelolaan atas hutang (debt) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam upaya menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia.  Tiga indikator Debt yang mendapatkan bobot terbesar adalah utang jatuh tempo, rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta pinjaman luar negeri.

Labor Aspects

Tiga indikator dengan hasil bobot terbesar adalah employment rate, pasar tenaga kerja, serta average annual wages. Aspek tenaga kerja memiliki pengaruh penting dalam pegelolaan dana investasi dan keuangan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...