Ekonom Bank Mandiri Sarankan BI Naikkan Suku Bunga Acuan

Image title
17 Mei 2018, 18:30
Bank Mandiri
KATADATA
Bank Mandiri

Selain itu, BI juga perlu memperhitungkan semakin melebarnya defisit transaksi berjalan (Current Acount Defisit/CAD) dengan pelemahan rupiah. Namun, BI memang masih optimistis CAD masih bisa dijaga di kisaran 2,1 persen sampai 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurutnya, CAD adalah hal yang perlu diperhatikan karena bisa menjadi titik risiko. Dia memperkirakan gejolak CAD di kuartal II bisa lebih tinggi dari 2,5 persen, seiring banyaknya perusahaan yang membayarkan dividen. Namun, dia juga menilai yang lebih penting untuk dijaga adalah fundamental jangka panjang.

"Walupun in relatif term, fundamental kita masih lebih baik, tapi di sana ada titik risiko," katanya menambahkan.

Dari sisi inflasi, Anton masih percaya pemerintah bisa menjaga di angka stabil dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Namun, Pemerintah tetap harus memperhatikan harga komoditas yang berangsur-angsur naik dan dapat mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Apabila kenaikan harga komoditas ini tidak berdampak pada subsidi di APBN, masih relatif lebih aman. Masalahnya, ada beban yang akan dilimpahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PT Pertamina dan PLN. "Itu yang perlu dicermati," kata Anton.

Anton memperkirakan, inflasi tahun ini berada pada level 4 persen dengan catatan belum memasukan perubahan dalam sisi administered price. Seperti, harga bahan bakar minyak (BBM) di mana harga minyak dunia yang terus naik menjauhi asumsi makro dalam APBN sebesar US$ 48 per barel.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...