Kredit Masih Lemah, BI Akan Izinkan Bank Beli Obligasi Korporasi

Desy Setyowati
24 Agustus 2017, 16:47
Bank uang
Arief Kamaludin|KATADATA

Mengacu data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah penerbitan obligasi korporasi sepanjang 2016 mencapai Rp 112,43 triliun. Pencapaian tersebut merupakan jumlah tertinggi selama ini. Sedangkan sepanjang semester I-2017, penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 57,87 triliun. Dengan kebijakan FFR ini, Perry berharap pembiayaan oleh bank bisa meningkat.

"Nah, kami perkirakan (FFR) akan meningkatkan pembiayaan kepada ekonomi," kata dia.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan memandang, penurunan suku bunga acuan menjadi 4,5% saja tak cukup untuk mendorong bank menyalurkan kredit. Alasan utamanya karena bank masih melakukan konsolidasi. Persis dengan yang disampaikan oleh BI.

(Baca juga: BI Godok Aturan Uang Muka Rumah dan Kendaraan Sesuai Wilayah)

Selama ini, kata dia, alasan bank tebang pilih dalam menyalurkan kredit karena faktor risiko yang masih tinggi. Itu terlihat dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang masih sebesar 3% secara gross dan 1,4% netto.

"Diantaranya itu (risiko kredit). Makanya tahap pertama bunga dana (perbankan) dulu yang turun, baru kemudian ada lending rate turun. Ada lagging, sembari bank itu restrukturisasi kredit," kata dia kepada Katadata. Restruktukturisasi kredit itu, lanjut dia, bisa dengan menjual aset tersebut atau dengan memperbaiki kualitas kreditnya.

Ia pun mendukung rencana BI menerbitkan aturan FFR. Dengan demikian, rasio LFR akan naik. Hal ini akan membantu bank-bank yang rasio LFR di bawah batas atau 78%, sehingga tidak dikenai pinalti oleh BI.

"Tapi ya bank kan harus perhatikan kinerja perusahaan atau korporasi secara langsung juga. Yang pasti bank yang rasio LFR nya sudah tinggi buat apa lagi dia ikutan?" kata dia.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...