BI dan BPJT Beri Diskon Pembayaran Tol Non Tunai Hingga 50%
Pemerintah mewajibkan pembayaran tol secara non-tunai dengan uang elektronik atau e-money mulai Oktober 2017. Untuk mendukung rencana tersebut, Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bakal memberikan diskon untuk pengguna jalan tol dan memperbanyak tempat pengisian atau top up e-money.
BI memberikan diskon 50% untuk pembayaran dengan e-money perdana sejak 17 Agustus hingga 30 September. Sementara BPJT memberikan diskon tarif tol sebesar 10% di pekan pertama Oktober 2017. Adapun titik top-up e-money bakal diperbanyak dari saat ini berjumlah 21 titik.
“Semoga ini mengubah culture (budaya). Kalau ada enforcement, semoga orang meninggalkan cara yang lama,” kata Deputi Gubernur BI Sugeng saat Bincang Bareng Media (BBM) mengenai elektronifikasi pembayaran jalan tol di Gedung BI, Jakarta, Selasa (15/8).
Adapun soal penambahan titik top-up dinilai Sugeng amat penting lantaran banyaknya orang yang mengeluhkan sulitnya top up. Harapannya, dengan semakin banyaknya titik top up, masyarakat makin berminat menggunakan e-money.
Ke depan, BI juga berencana untuk mengintegrasikan seluruh e-money untuk pembayaran tol. Saat ini, penggunaan e-money masih parsial sesuai bank penerbitnya. “Pada akhirnya nanti kami akan menggunakan satu kartu,” ujar Sugeng.
Sebanyak empat bank yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Central Asia (BCA) akan mendukung kebijakan pemerintah yang mewajibkan pembayaran tol secara non-tunai mulai Oktober. Kemudian menyusul Bank DKI Jakarta, Nobu Bank, dan Bank Mega mulai Desember. (Baca juga: Pemerintah Libatkan 7 Bank Layani Pembayaran Tol Nontunai)
Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI Pungky Purnomo Wibowo menjelaskan, bank lainnya bisa ikut bergabung melalui dua cara. Pertama, melalui co-branding atau bekerja sama dengan bank yang sudah menerbitkan e-money. Kedua, berbagi biaya (sharing fee) dengan bank yang sudah menjalankan transaksi non tunai di jalan tol.
Kemudian, jika konsorsium Elektronic Toll Collection (ETC) beroperasi pada Desember 2017 maka akan dikenalkan model bisnis merchant discount. Konsorsium ETC merupakan institusi yang berfungsi mengintegrasikan informasi data transaksi dan tarif untuk seluruh ruas jalan tol. (Baca juga: BI Izinkan Bank Memungut Biaya Isi Ulang Uang Elektronik)
Nantinya, konsorsium ini akan berperan besar dalam tahap integrasi ruas jalan tol, serta dalam penyempurnaan model bisnis serta aspek teknis elektronifikasi. Konsorsium ETC tersebut terdiri dari berbagai pihak yaitu operator jalan tol, perbankan, dan perusahaan switching dengan pengawasan BI. “Itulah model bisnis yang ingin kami kembangkan,” kata Punky.
Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna memastikan kesiapan ruas-ruas tol yang akan menjalankan penuh pembayaran tol secara non-tunai mulai Oktober 2017. Pihaknya tinggal menambah titik top-up e-money dan melakukan sosialisasi kepada seluruh pengguna jalan tol. “Untuk ruas-ruas jalan tol yang akan beroperasi, sudah kami mintakan untuk menyesuaikan diri mengikuti target ini,” ucapnya.
Menurut Herry, untuk melancarkan pembayaran tol non-tunai, BPJT juga akan mendorong penerapan multi lane free flow (MLFF), yaitu proses pembayaran tol tanpa henti atau pengguna jalan tol tidak harus menghentikan kendaraan di gerbang tol.
Berdasarkan data BI, per Juni 2017 pangsa transaksi atau penetrasi non-tunai di jalan tol baru mencapai 28% secara nasional. Meski masih terbilang kecil namun nilai tersebut tercatat sudah meningkat dibanding Januari 2016 yang hanya 16,4%. Khusus di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) penetrasinya tercatat sebesar 33,2%.