Likuiditas Cukup, OJK Targetkan Pertumbuhan Kredit 9-12 Persen
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim posisi likuiditas perbankan saat ini dalam kondisi yang cukup baik. Dengan demikian, OJK optimistis target pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9-12 persen dapat tercapai.
"Kami tetap optimis pertumbuhan kredit on track bisa 9-12 persen tahun ini," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad saat ditemui di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Senin malam (8/5).
Mualiaman menjelaskan, Loan to Deposit Ratio (LDR) memang merupakan kebijakan masing-masing bank. Namun, ia melihat bahwa secara keseluruhan, perbankan masih memiliki ruang yang cukup luas untuk mengucurkan kredit.
(Baca juga: Industri Tumbuh 4,3%, Pengusaha Masih Keluhkan Suku Bunga)
Selain itu, Bank Indonesia (BI) pun dinilainya masih memiliki ruang untuk pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan. “Tapi hal itu merupakan wewenang BI dengan mempertimbangkan kondisi saat ini,” ujarnya.
Hanya, Muliaman mengakui, target pertumbuhan kredit 9-12 persen ini memang harus ditopang oleh instrumen lainnya di luar sektor perbankan, misalnya pembiayaan dari pasar modal. "Saya kira tidak cukup mengandalkan sektor perbankan saja kalau mau mendanai begitu banyak rencana pembangunan infrastruktur," ujar Muliaman.
Beberapa contoh yang tengah diupayakan yaitu tersedianya alternatif produk pembiayaan di pasar modal, kemudahan untuk memperoleh pendanaan, termasuk juga akses yang lebih mudah bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk masuk ke pasar modal.
(Baca juga: Kementerian BUMN Finalisasi Pembentukan Holding Bank Bulan Ini)
Secara keseluruhan, Muliaman memprediksi, pertumbuhan kredit juga akan ditopang oleh pertumbuhan kredit valas akibat kondisi perekonomian global yang menuju ke arah positif. Menurutnya, turunnya pertumbuhan kredit tahun 2016 sedikit banyak dipengaruhi oleh turunnya kredit valas. Namun, pada triwulan-I 2017, kredit valas mulai kembali bergairah.
Alasannya, situasi ekonomi global dinilai sudah semakin membaik. Hal ini juga tertuang dalam prediksi pertumbuhan ekonomi global oleh International Monetary Fund (IMF) yang ditargetkan berkisar di angka 3,5 persen. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi global ini akan mendorong neraca perdagangan Indonesia.
"Saya melihat ini indikator awal lah bahwa kebutuhan trade financing, ekspor-impor itu sudah mulai bangkit kembali. Tentu saja ini akan terefleksi juga dengan permintaan kredit valas," ujarnya.
(Baca juga: Bank Mandiri Operasikan Kantor Cabang Penuh di Malaysia Tahun Ini)