Inflasi Rendah, BI Tetap Kesulitan Turunkan Suku Bunga

Aria W. Yudhistira
4 Agustus 2015, 11:38
Katadata
KATADATA
Bank Indonesia menilai ruang untuk menurunkan suku bunga terbatas karena masih ada tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Menurut ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih, inflasi yang rendah ini terlihat semu karena disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat. Hal ini terlihat dari uang yang beredar pada 2015 hanya Rp 125,2 triliun, naik tipis dari 2014 Rp 124,8 triliun. Padahal, permintaan uang oleh masyarakat pada 2013 sebesar Rp 103 triliun. Artinya, kenaikan permintaan dari 2013 ke 2014 cukup tinggi, sedangkan dari tahun lalu ke 2015 hanya naik tipis.

Jika BI menurunkan suku bunga, justru nilai tukar rupiah bisa mengarah ke Rp 14.000 per dolar AS. Bila itu terjadi, maka perusahaan akan semakin menurunkan aktivitas produksinya. Alasannya, impor bahan baku akan menjadi lebih mahal. Sementara, perusahaan tidak bisa menaikkan harga jual lebih tinggi. Mengingat daya beli masyarakat juga masih rendah saat ekonomi melambat seperti saat ini.

?Menurut saya inflasi rendah ini artifisial, karena kegiatan perusahaan menurun. Bahan baku mahal, daya beli masyarakat juga rendah. Bukan karena efek efisiensi. BI Rate itu baru bisa turun kalau sudah ada kepastian Fed Rate naik,? tutur Lana.

Di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo meminta kalangan dunia usaha dapat memanfaatkan pelemahan nilai tukar untuk memacu kinerjanya, terutama menghasilkan produk-produk yang berorientasi ekspor.

Menurut Presiden, pelemahan nilai tukar rupiah dan perlambatan ekonomi global justru menjadi peluang untuk menciptakan pasar ekspor baru, di luar AS, Eropa, Cina, Jepang, dan Korea yang selama ini menjadi pasar tradisional bagi Indonesia. Pengusaha bisa menyasar pasar di Amerika Latin, Afrika, dan Timur Tengah.

?Saya malas lihat pengusaha yang suka mengeluh. Sekecil apa pun peluang harus dimasuki,? kata Presiden saat meresmikan pelepasan ekspor komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, seperti dikutip dari situs Sekretaris Kabinet, Senin (3/8). 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...