Pekan Ini, Rupiah Masih Akan Mengalami Penguatan

Safrezi Fitra
25 Mei 2015, 12:02
Rupiah
Arief Kamaludin | Katadata

KATADATA ? Analis memperkirakan rupiah masih akan menguat, meski Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) Janet Yellen memastikan suku bunga (Fed Rate) naik tahun ini. Volatilitas nilai tukar masih tinggi sampai ada kepastian kapan dan berapa besar kenaikan Fed Rate.

Analis Pasar Uang Bank Saudara Rully Nova mengatakan hasil rapat komite terbuka the Fed (Federal Open Meeting Commitee/FOMC) akhir pekan lalu kembali mengindikasikan Fed Rate tidak akan naik dalam waktu dekat. Dia memperkirakan the Fed baru akan menaikan Fed Rate pada September 2015.

Di sisi lain langkah lembaga pemeringkat utang dunia Standard & Poor's (S&P) menaikan proyeksi atau outlook utang Indonesia dari stabil menjadi positif juga menjadi sentimen positif bagi rupiah. Kedua isu ini menurut dia bisa mendorong nilai tukar rupiah menguat selama sepekan kedepan.

"Tapi (penguatannya) temporer, volatilitas rupiah masih akan tinggi sampai ada kepastian kenaikan Fed Rate," kata dia ketika dihubungi Katadata, Senin (25/5).

Pengumuman inflasi oleh Badan Pusat Statistik pada pekan depan juga akan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Apabila inflasi masih dalam tren rendah, dia yakin rupiah masih akan menguat.

Harga minyak yang mulai naik, memicu penguatan harga pada beberapa komoditas. Hal ini juga akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah.

Dia memprediksi, rupiah akan bergerak pada level Rp 12.900-Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. "Seminggu ini juga positif terkait kenaikan outlook utang. Dolar AS sedikit alami koreksi sementara, karena the Fed belum tahu akan menaikan (Fed Rate) kapan."

Analis NH Korindo Securities Reza Priyambada belum bisa seoptimistis Rully yang menyebut dolar bisa di bawah Rp 13.000. Dia memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini akan berada pada kisaran Rp 13.130 - Rp 13.141 per dolar AS.

Menurut Reza, ada beberapa sentimen positif pasar terhadap rupiah. Beberapa diantaranya rilis data klaim pengangguran AS yang naik. Ini kemudian diikuti pelemahan laju dolar, seiring kenaikan harga minyak. Selain itu, kenaikan outlook utang oleh S&P juga bisa mendorong bagi rupiah menguat.

?Dengan masih melemahnya laju dolar AS, kami harapkan imbas positif pada (kurs tengah) rupiah dapat berlanjut, ?kata Reza.

Reporter: Desy Setyowati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...