LPS: Kondisi Perbankan Stabil Tapi Belum Mampu Dukung Ekonomi

Agatha Olivia Victoria
28 Januari 2021, 14:50
LPS, kredit, kondisi perbankan
Arief Kamaludin|KATADATA
LPS memastikan industri perbankan dalam kondisi stabil.

Dari seluruh kelompok bank berdasarkan modal, hanya pinjaman bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4  yang tumbuh positif. Namun, pertumbuhan bank-bank bermodal di atas Rp 30 triliun ini melambat dari 4,1% menjadi 2,7%.. Pinjaman BUKU 3 atau bermodal Rp 5 triliun hingga di bawah Rp 30 triliun dan BUKU I dengan modal di bawah Rp 1 triliun menyusut lebih dalam dari  masing-masing 9% dan 38,1% menjadi 9,6% dan 51,5%. Sementara itu, Pertumbuhan pinjaman bank BUKU 2 berubah positif dari kontraksi 0,1% menjadi 0,1%.

Pertumbuhan simpanan juga melemah di seluruh kelompok BUKU kecuali BUKU 3. Pertumbuhan simpanan BUKU 4 dan 2  melambat dari 17,8% dan 8,7% pada Oktober 2020 menjadi 15,9% dan 8,2% pada November 2020. Simpanan bank BUKU 1 menyusut lebih dalam dari kontraksi 39,3% menjadi 57,4%. Sementara itu, pertumbuhan simpanan bank BUKU 3 meningkat dari 4% menjadi 5,6%.

Rully memprediksikan likuiditas di sistem perbankan akan tetap mencukupi, didukung oleh kebijakan moneter akomodatif Bank Indonesia. Tahun lalu, bank sentral menyuntikkan likuiditas di sistem perbankan sebesar Rp 726,6 triliun melalui penurunan giro wajib minimum dan ekspansi moneter masing-masing sebesar Rp 155 triliun dan Rp 555,8 triliun.

Penempatan bank pada instrumen Operasi Pasar Terbuka BI pada 25 Januari 2021 tercatat sebesar Rp 658,2 triliun, meningkat Rp 61 triliun dibandingkan akhir tahun 2020.  Sementara CAR industri perbankan pada November 2020 meningkat menjadi 24,3% dari 23,8% pada 20 Oktober 2020.

Otoritas Jasa Keuangan sebelumnya mencatat, pertumbuhan kredit memburuk pada Desember 2020 menjadi minus 2,4% secara tahunan. Pertumbuhan simpanan melambat menjadi 11,1% sehingga LDR meningkat menjadi 82,2% dibandingkan sebelumnya. Namun, LDR perbankan jauh lebih baik dibandingkan Desember 2019 yang mencapai 93,6%. 

Pengawas perbankan ini juga mencatat laba bersih bank setelah pajak mengalami kontraksi sebesar 33,1%pada akhir tahun lalu dibandingkan 2019. Penurunan tajam laba bersih bank disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang lemah, restrukturisasi kredit, dan peningkatan provisi kerugian untuk mengantisipasi kondisi memburuk dan kualitas aset melemah.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...