Strategi Kemenkeu Mengembalikan Defisit Anggaran di Bawah 3% pada 2023

Agatha Olivia Victoria
8 April 2021, 14:21
defisit anggaran, APBN, kementerian keuangan
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Pemerintah menargetkan defisit anggaran pada tahun ini mencapai 5,7% terhadap PDB.

Febrio mengatakan, Indonesia selama ini termasuk salah satu negara yang berhasil menjaga defisit fiskalnyagaran . Selama masa Pandemi Covid-19, pemerintah melonggarkan aturan batas maksimal defisit anggaran menjadi boleh di atas 3%. Namun, aturan berlaku hanya hingga 2022. 

 "Pengelolaan itu menjadi modal besar yang menghasilkan ruang fiskal di tengah pandemi," kata dia. 

Pemerintah mencatat defisit APBN pada tahun lalu mencapai 6,09% terhadap PDB. Meski melonjak dibandingkan 2019, angka tersebut lebih rendah dari target 6,37% terhadap PDB.  Tahun ini, pemerintah menargetkan defisit APBN sebesar 5,7% terhadap PDB. 

Lembaga Pemeringkat Global Fitch Ratings menilai pemerintah Indonesia harus mempercepat konsolidasi fiskal mulai 2022, setelah dampak pandemi mereda. Lembaga ini memperkirakan defisit fiskal akan turun menjadi 5,6% pada 2021 dari 6,1% pada tahun lalu atau sejalan dengan target pemerintah.

"Kami memperkirakan rasio pendapatan akan meningkat secara bertahap menjadi 12,3% dari PDB pada tahun 2021 dan 12,8% pada tahun 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi, dari 12,1% pada tahun 2020," kata Fitch dikutip dari siaran pers.

Menurut Fitch, dampak pandemi pada metrik fiskal Indonesia tidak separah kebanyakan negara lain. Pelebaran  defisit fiskal pada tahun 2020 lebih kecil dari kenaikan rata-rata negara-negara dengan peringkat utang BBB .

Fitch memperkirakan utang pemerintah akan mencapai puncaknya pada sekitar 42% dari PDB pada tahun 2022, jauh di bawah negara-negara dengan peringkat utang BBB sebesar 57%. "Peringkat Indonesia sejalan dengan prospek pertumbuhan jangka menengah yang baik dan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang masih rendah meski meningkat" ujar Fitch.

Namun, Fitch menggarisbawahi ketergantungan utang pemerintah yang masih tinggi terhadap pembiayaan eksternal dan penerimaan negara yang rendah. Selain itu, Indonesia juga tertinggal dibandingkan negara lain pada kategori peringkat BBB dalam perkembangan struktural, seperti indikator tata kelola dan PDB per kapita.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...