Harga Emas Tak Banyak Bergerak di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19
Pergerakan harga emas global masih bertahan di kisaran US$ 1.800 per troy ons pada perdagangan Rabu (28/7) dan membuat harga emas Antam stagnan. Kondisi tersebut terjadi di tengah lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, pelaku pasar masih menanti arah kebijakan moneter dari rapat Bank Sentral AS (The Fed) pekan ini.
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk hari ini bertahan di level Rp 940 ribu per gram. Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga stagnan di Rp 837 ribu per gram pada Rabu (28/7).
Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 naik 0,11% ke level US$ 1.805,9 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) naik 0,21% ke level US$ 1.802,9 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot naik 0,04% ke 92,47.
Kepala strategi TD Securities Bart Melek mengatakan kalau pergerakan harga emas perlu dilihat dari perspektif lintas aset. Itu termasuk pergerakan harga obligasi dan imbal hasil kuat di pasar ekuitas yang membuat aliran modal ke pasar emas terhambat.
“Untuk menembus lebih tinggi, harus ada beberapa hal negative dan sekarang itu dimanifestasikan imbal hasil obligasi,” kata Melek dilansir dari Reuters, Selasa (27/7).
Selain itu, pelaku pasar masih mencermati arah kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) dalam merespon data inflasi Amerika Serikat (AS). Sementara itu, perkembangan kasus Covid-19 untuk varian Delta turut meningkatkan ancaman pemulihan ekonomi global.
Analis senior FXTM Lukman Otunuga memprediksi harga emas akan bertahan di kisaran US$ 1.800 per troy ons sepanjang pertemuan The Fed pekan ini. Sikap bank sentral yang hawkish dinilai mampu memberikan pukulan berat terhadap harga emas.
“Namun, pertemuan yang dipenuhi tanda tanya dapat meninngkatkan daya tarik logam mulia dan memungkinkan harga bergerak lebih tinggi,” kata Otunuga.