Pendapatan Melesat 1.459%, LinkAja Ubah Merek Layanan Syariah
Platform teknologi finansial (fintech) pembayaran LinkAja mencatatkan peningkatan pendapatan 1.459% untuk layanan syariah pada 2021 secara tahunan (year on year/yoy). Tahun ini, layanan syariah LinkAja melakukan rebranding menjadi LinkAja Syariah.
Plt CEO LinkAja Wibawa Prasetyawan mengatakan, capaian pendapatan layanan syariah itu telah berkontribusi 23% terhadap total pendapatan perusahaan.
Selain pendapatan, layanan syariah LinkAja juga mencatatkan peningkatan transaksi 332% yoy. Kemudian, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) meningkat 306% yoy.
Layanan syariah LinkAja mencatatkan jumlah pengguna 6,6 juta hingga saat ini. Angkanya meningkat 100% dibandingkan tahun lalu. Wibawa mengatakan, pertumbuhan signifikan tahun lalu terjadi karena gencarnya kolaborasi.
"Kuncinya adalah kolaborasi dan sinergi. Ini kami lakukan salah satunya dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI)," katanya dalam konferensi pers virtual pada Jumat (22/7).
LinkAja telah berkolaborasi dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada tahun lalu. Kolaborasi ini mencakup beberapa program berkaitan dengan layanan digital, termasuk pembukaan rekening secara online.
LinkAja juga berkerja sama dengan Muslimat Nahdlatul Ulama, BMT UGT Nusantara, Ziswaf hingga Rumah Zakat. Simak layanan dompet digital yang paling banyak dipakai masyarakat pada databoks berikut:
Untuk mencatatkan pertumbuhan yang lebih signifikan, layanan syariah LinkAja melakukan rebranding menjadi LinkAja Syariah. Layanan ini akan berdiri sendiri dan mandiri dalam pengelolaannya.
Sebelumnya, layanan syariah LinkAja yang diluncurkan pada 2020 merupakan perluasan layanan dari aplikasi LinkAja. Layanan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang menginginkan transaksi dengan prinsip syariah.
Selain rebranding, LinkAja melakukan kampanye baru pada tahun ini bertajuk #MakinBerkah. "Kami akan terus berkembang sehingga pengguna akan terus banyak menikmati keberkahan," ujar Wibawa.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap, LinkAja Syariah bisa mendorong akselerasi inklusi keuangan digital berbasis bank syariah. "LinkAja Syariah juga bisa menjadi daya ungkit pasar keuangan syariah yang saat ini masih rendah" kata Ma'ruf Amin. Menurutnya, kontribusi keuangan syariah terhadap pasar keuangan nasional hanya 10%.
Meski begitu, potensi fintech syariah di Indonesia cukup besar. Laporan bertajuk Global Fintech Islamic Report 2021 dari Salam Gateway, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi pangsa pasar fintech syariah terbesar kelima di dunia dengan US$ 2,9 miliar atau Rp 41,7 triliun nilai pasar.
Peringkat pertama yakni Arab Saudi US$ 17,9 miliar. Lalu Iran US$ 9,2 miliar, Uni Emirat Arab US$ 3,7 miliar, dan Malaysia US$ 3 miliar.