Rencana Jadi Bank Digital, Bank Raya Terbitkan 3,5 Miliar Saham Baru
Emiten Perbankan, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) bersiap melakukan penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMTED) atau rights issue untuk bertransformasi sebagai bank digital.
Melalui informasi situs keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Raya berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham atau setara dengan 15,39% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nominal Rp 100 per saham.
Untuk melancarkan rencana aksi korporasi ini, perusahaan akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 September 2022 mendatang. HMETD tersebut akan akan dilaksanakan paling lama 12 bulan setelah disetujui pemegang saham.
Dana hasil pelaksanaan HMETD akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama ekspansi bisnis perseroan melalui penyaluran kredit.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan manajemen Bank Raya, perseroan telah merencanakan inovasi yaitu, menjadi bank digital terbaik dengan menjadi rumah bagi perusahaan teknologi finansial (Fintech) dan rumah bagi ekonomi digital.
Dengan aspirasi ini, perseroan memiliki arah kebijakan untuk melakukan pengembangan produk bank digital (digital saving dan digital lending) melalui pendekatan B2C dengan menggunakan direct sales dari community branch. Serta melalui pendekatan B2B2C dengan menjalin business partnership dengan Fintech untuk memperkuat customer base.
Perseroan juga berencana untuk melakukan implementasi teknologi untuk memperkuat infrastruktur digital, melakukan pengembangan digital talent, serta melakukan pengelolaan legacy business secara prudent. Untuk mengakselerasi transformasi tersebut, Perseroan berencana membangun pondasi keuangan yang kuat untuk business model yang baru.
Penguatan permodalan, dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dalam menyalurkan pinjaman maupun memperkuat pendanaan kepada segmen market yang baru, terutama segmen Gig Economy. Selain itu, perseroan diwajibkan untuk memiliki modal inti minimum berdasarkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Sebagai informasi, sebelumnya kementerian BUMN mengimbau Bank Raya untuk berkolaborasi dengan perusahaan finansial berbasis teknologi atau financial technology (fintech). Dengan begitu, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini diharapkan dapat menjadi bank digital yang andal bagi wilayah pedesaan.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, perusahaan fintech yang belum memiliki akses ke perdesaan akan terbantu dengan adanya kerja sama ini.
Perusahaan fintech itu juga dapat memperoleh manfaat dari kemitraannya dengan Bank Raya untuk mengakses jaringan masif bank BRI, termasuk lewat jaringan BRILink dan agen-agen BRI yang saat ini berjumlah 500 ribu dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Adapun, Bank Raya merupakan transformasi dari PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk atau BRI Agro. Nama baru itu disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) September 2021 yang lalu.