Presiden Bank Dunia Nyatakan Mundur Juni 2023, Terjegal Isu Iklim

Happy Fajrian
16 Februari 2023, 06:37
bank dunia
Bank Dunia
Presiden Bank Dunia David Malpass menyatakan meninggalkan jabatannya pada akhir Juni 2023.

Presiden Bank Dunia David Malpass menyatakan akan mundur dari jabatannya pada akhir Juni 2023, beberapa bulan setelah berselisih dengan Gedung Putih terkait isu perubahan iklim dan pemanasan global.

Malpass, yang ditunjuk oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tidak memberikan alasan khusus mengapa ia melepas jabatannya. “Setelah banyak berpikir, saya memutuskan untuk mengejar tantangan baru,” ujarnya pada Rabu (15/2), seperti dikutip Reuters.

Menurut laporan tahunan Bank Dunia 2021, Malpass memperoleh gaji bersih sebesar US$ 525.000 atau Rp 8,15 miliar, dan mendapatkan lebih dari US$ 340.000 atau Rp 5,28 miliar dalam kontribusi tahunan untuk program pensiun dan tunjangan lainnya.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen berterima kasih kepada Malpass atas pengabdiannya dalam sebuah pernyataan. Yellen mengatakan bahwa dunia mendapat manfaat dari dukungan Malpass yang kuat untuk Ukraina dalam menghadapi invasi ilegal dan tidak beralasan oleh Rusia.

“Pekerjaan vitalnya untuk membantu rakyat Afghanistan, dan komitmennya untuk membantu negara berpenghasilan rendah mencapai keberlanjutan utang melalui pengurangan utang,” kata Yellen soal Malpass.

Dia menambahkan bahwa AS akan segera mencalonkan pengganti Malpass dan berharap dewan bank melakukan proses pemilihan yang transparan berdasarkan prestasi dan cepat untuk presiden Bank Dunia berikutnya.

Sesuai tradisi lama, pemerintah AS memilih presiden Bank Dunia, sementara para pemimpin Eropa memilih pemimpin mitra Bank Dunia yang lebih besar yakni Dana Moneter Internasional atau IMF.

Malpass mulai memimpin Bank Dunia pada April 2019 setelah menjabat sebagai pejabat tinggi urusan internasional di Departemen Keuangan AS dalam pemerintahan Trump. Sebelumnya, dia adalah kepala ekonom untuk bank investasi Bear Stearns yang setop beroperasi pada 2008 karena krisis keuangan global.

Menurut laporan tahunan Bank Dunia, pada tahun fiskal 2022, Bank Dunia berkomitmen untuk menggelontorkan lebih dari US$ 104 miliar untuk proyek-proyek di seluruh dunia.

“Akhir tahun fiskal pada akhir Juni adalah waktu yang wajar untuk menyingkir,” kata sumber yang mengetahui soal rencana mundurnya Malpass. Para gubernur Bank Dunia diperkirakan akan menyetujui peta jalan bank untuk reformasi dengan hanya sedikit perubahan pada pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia yang ditetapkan pada pertengahan April.

Namun, sumber Bank Dunia mengatakan mereka terkejut dengan keputusannya untuk mundur sebelum pertemuan bersama Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional di Maroko pada bulan Oktober.

Terjegal Isu Perubahan Iklim

Tekanan untuk menggoyang kepemimpinan Bank Dunia untuk membuka jalan bagi presiden baru yang akan mereformasi Bank agar lebih agresif menanggapi perubahan iklim telah dibangun selama lebih dari dua tahun dari PBB, pemimpin dunia lainnya, dan kelompok lingkungan.

Pada November 2021, Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Perubahan Iklim Selwin Hart memanggil Bank Dunia karena dianggap bermain-main sementara negara berkembang mengalami dampak buruk perubahan iklim dan mengatakan bahwa kinerja Bank Dunia buruk dalam aksi iklim.

Tekanan pada Malpass dinyalakan kembali September lalu ketika kepala Bank Dunia meraba-raba menjawab pertanyaan tentang apakah dia percaya pada konsensus ilmiah seputar perubahan iklim, yang menuai kecaman dari Gedung Putih.

Pada bulan November, Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim John Kerry mengatakan dia ingin bekerja dengan Jerman untuk menghasilkan strategi pada pertemuan Kelompok Bank Dunia berikutnya pada April 2022 untuk memperbesar kapasitas Bank Dunia untuk menyediakan lebih banyak uang ke dalam sirkulasi dan membantu negara-negara menghadapi perubahan iklim.

Kelompok pecinta lingkungan menyambut kepergian Malpass. “Ini adalah berita bagus. Sulit untuk memikirkan presiden Bank Dunia yang lebih cocok daripada seorang penyangkal iklim dan kepala ekonom Bear Stearns menjelang resesi 2008,” kata Bronwen Tucker, Co-Manager Kampanye Keuangan Publik Global di Oil Change International.

Baru-baru ini, Yellen telah meluncurkan dorongan besar untuk mereformasi cara Bank Dunia beroperasi untuk memastikan pemberian pinjaman yang lebih luas untuk memerangi perubahan iklim dan tantangan global lainnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...