Produk Kripto selain Bitcoin untuk Mengekor Cuan Pasca Kenaikan

Intan Nirmala Sari
22 April 2023, 05:05
bitcoin, mata uang kripto
Bloomberg

Mata uang kripto mulai menunjukkan perbaikan di 2023 dan mengalami reli setelah sempat tertekan tahun lalu. Hal tersebut membuat harga Bitcoin melesat naik melampaui 80%. Begitu juga dengan Ether yang naik 60% sejak awal tahun ini.

Bitcoin kembali mendapatkan momentum pada akhir Maret menyusul krisis kesulitan likuiditas yang menerpa Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat. Kondisi tersebut membuat investor mengalihkan aset mereka ke jenis aset lain seperti Bitcoin.

Sementara itu, Ether telah naik menjelang peningkatan teknologi "Shanghai" yang direncanakan. Proyeksinya, itu akan membawa gelombang tekanan jual negatif di pasar karena dana yang sebelumnya dikunci di Ethereum dirilis selama beberapa minggu ke depan.

Melansir Bloomberg, lonjakan harga Bitcoin justru memicu persaingan exchange traded fund atau ETF. Itu merupakan sarana investasi, mirip dengan saham, yang bergerak dengan nilai aset dasar mereka. ETF memungkinkan calon investor  memasuki suatu pasar tanpa adanya risiko membeli aset itu sendiri.

Performa Bitcoin pada 2023 membuat investor mulai menerka apa yang akan terjadi selanjutnya pada cryptocurrency terbesar di dunia tersebut. Lonjakan pada harga Bitcoin tahun ini didorong oleh optimisme bahwa siklus kebijakan pengetatan moneter yang dilakukan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve hampir berakhir. Kenaikan juga dipicu gejolak di sektor perbankan global.

Reli di seluruh cryptocurrency tahun ini juga sebagian didorong oleh investor yang menyukai aset digital di tengah gejolak perbankan di AS dan Eropa. Kondisi tersebut membuat beberapa orang menilai Bitcoin sebagai tempat berlindung yang aman di tengah ketidakpastian.

Namun, mengingat sifat spekulatif Bitcoin serta kurangnya fundamental tradisional dan metrik penilaian, investor tampaknya tidak yakin ke arah mana koin akan bergerak selanjutnya. Presiden pasar dunia di TIAA Bank, Chris Gaffney mengatakan adanya ketidakpastian ketika setengah dari pelaku pasar melakukan investasi long dan sebagian short.

"Itu menunjukkan bahwa tidak ada yang benar-benar tahu ke mana kita akan pergi.” Ketidakpastian itu kemungkinan akan menyebabkan lebih banyak volatilitas," kataGaffney dilansir dari Bloomberg.

Momentum kenaikan Bitcoin dari tahun ke tahun turut mendorong minat investor dalam memburu ETF kripto, pasca penurunan Bitcoin 64% pada 2022. Setidaknya tiga perusahaan mengajukan aplikasi meluncurkan ETF berjangka Bitcoin. 

Di sisi lain, cryptocurrency terbesar kedua, yakni Ether menjadi salah satu alasan bagi investor untuk melirik ProShares Short Bitcoin Strategy, ETF dengan kode ticker BITI. Investor menilai, meskipun harga Ether sempat mengalami kenaikan layaknya Bitcoin, namun masih tertinggal sekitar 10 poin persentase. 

Selain itu, beberapa investor melirik ETF BITI sebagai alternatif produk untuk berburu koin Bitcoin, terutama setelah peningkatan Shanghai. Alhasil, investor memilih untuk menjual token Ether. BITI mencatat telah menyerap lebih dari US$ 118 juta sepanjang tahun ini, meskipun terjadi penarikan sebesar 47%.

“Mereka yang mengambil taruhan BTC (jangka) pendek dapat mengandalkan rotasi portofolio dari BTC ke ETH, terutama karena BTC sekarang memiliki keuntungan yang menarik untuk dikunci,” kata Noelle Acheson, penulis buletin Crypto Is Macro Now. 

Di sisi lain, London Stock Exchange Group (LSEG.L) bekerja sama dengan Global Futures and Options (GFO-X) untuk menawarkan perdagangan teregulasi pertama di Inggris, dan kliring dalam indeks berjangka bitcoin dan derivatif opsipada Kamis (20/4).

Inggris juga berniat menjadi pusat global untuk teknologi crypto, salah satunya dengan meluncurkan konsultasi publik awal tahun ini, tentang peraturan masa depan untuk aset crypto. Layanan baru tersebut diperkirakan bakal dimulai pada kuartal keempat tahun ini, sambil menunggu persetujuan dari regulator Prancis dan Uni Eropa.

“Peristiwa pasar dalam perdagangan aset digital telah menyoroti kebutuhan tempat aman dan teregulasi di mana lembaga keuangan besar dapat berdagang dalam skala besar, sambil menjaga aset klien mereka terlindungi,” kata Kepala eksekutif dan salah satu pendiri GFO. -X, Arnab Sen mengutip Reuters.

Rival CME Group (CME.O) sudah menawarkan bitcoin berjangka dan opsi, sementara CBOE (CBOE.Z) mengakuisisi pertukaran aset digital, ErisX. Sementara itu, Deutsche Boerse's (DB1Gn.DE)Eurex akan meluncurkan kontrak berjangka berdenominasi dolar dan euro pada indeks bitcoin FTSE.

Frank Soussan, kepala LCH DigitalAssetClear mengatakan indeks berjangka dan opsi bitcoin adalah kelas aset yang berkembang pesat, dengan meningkatnya minat di kalangan investor institusional.

Sebelumnya, Analis kripto sekaligus penulis di Cointelegraph Rakesh Upadhyay membagikan tiga aset kripto potensial di tahun 2023 berdasarkan analisis teknikal. Pertama, Bitcoin yang menunjukkan relative strength index (RSI) membentuk divergensi positif awal 2023, yang harus perlu didukung aksi harga yang menguntungkan. 

Kedua, aset kripto Ethereum dinilai sebagai koin lainnya yang mengalami tren penurunan yang kuat. Ketiga, Polygon di mana aset kripto tersebut sempat diperdagangkan di bawah level terendah bulan Juni 2022. Namun, Polygon berhasil bertahan dengan membentuk basis harga jauh di atas level terendah tahunannya.

Melansir Cryptocurrency, hingga Jumat (21/4) harga koin Ethereum tertacat meningkat sebanyak 54% ke level US$ 1.846 dibandingkan awal tahun yakni US$ 1.195. Sedangkan untuk Polygon tercatat mengalami kenaikan 30% sepanjang 2023. 

Reporter: Lona Olavia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...