BMRI Dikabarkan Setop Pembiayaan ke Pegawai Waskita dan WIKA, Ada Apa?
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Group dikabarkan menghentikan pembiayaan kepada tiga BUMN Karya, yakni PT Wijaya Karya, PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya, termasuk anak perusahaan dan afiliasinya.
Informasi ini tersiar di media sosial Ronald A. Sinaga melalui akun Instagramnya @brorondm, yang mengunggah tangkapan layar berisi surat pemberitahuan dari Mandiri Tunas Finance, anak usaha Bank Mandiri yang diterbitkan pada 27 Juni 2023 bernomor 033/SPb/MTF/VI/2023 yang menghentikan Joint Financing Kendaraan Bermotor kepada karyawan ketiga BUMN karya tersebut.
Surat itu ditujukan kepada seluruh cabang, seluruh regional dan kantor pusat yang memuat tiga poin pengumuman, yakni pertama, penghentian pembiayaan untuk pegawai PT Wijaya Karya, PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya, serta anak perusahaan dan afiliasinya serta Customer Asset Purchase (CAP).
"Penghentian pembiayaan untuk debitur yang berstatus pegawai tetap maupun kontrak," tulis pengumuman tersebut.
Ketiga, dilakukan penguncian sistem agar calon debitur eksisting yang berprofesi pegawai di grup perusahaan tersebut tidak dapat dibiayai.
Perihal kabar tersebut, Katadata sudah berupaya mengonfIrmasi hal ini baik kepada manajemen Bank Mandiri, Waskita Karya hingga Kementerian BUMN. Namun, hingga berita ini tayang, pihak yang dikonfirmasi belum menyampaikan tanggapannya.
Untuk diketahui, saat ini Waskita Karya memang sedang dalam masa sanggah atau standstill membayar seluruh kewajibannya kepada para kreditur usai menunda pembayaran bunga obligasi Ke-15 obligasi berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri B.
Sebelumnya, SVP Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa Yunita mengatakan, perusahaan tengah melakukan restrukturisasi yang tertuang dalam Master Restructuring Agreement (MRA) sebagai salah satu strategi dalam melakukan penyehatan keuangan. Akibat equal treatment tersebut, Waskita melakukan penundanaan pembayaran bunga obligasi.
“Waskita bukan tidak bisa membayar bunga obligasi, namun kami tunda pelaksanaannya dikarenakan perseroan akan melakukan peninjauan ulang secara komprehensif terhadap implementasi MRA dalam rangka optimalisasi program restrukturisasi keuangan yang tengah berjalan,” katanya dalam keterangan resmi.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan sampai Maret 2023, Waskita membukukan kerugian Rp 374,93 miliar dengan arus kas minus Rp 467,63 miliar. Sahamnya kini masih disuspensi dan mengalami penurunan 43,89% sejak awal tahun.
Tidak hanya Waskita, Wijaya Karya juga mengajukan penghentian pembayaran bunga pinjaman atau standstill kepada krediturnya pada Mei lalu.
Corporate Secretary Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, mengungkapkan, pengajuan standstill bertujuan guna memperbaiki struktur keuangan perusahaan secara jangka panjang yang disebabkan adanya ketidakselarasan pinjaman untuk pendanaan pada investasi jangka panjang.
"Pengajuan standstill ini terjadi karena adanya tekanan pandemi Covid-19 terhadap klien perseroan dan mengakibatkan terjadinya gangguan pembayaran," ucap Mahendra, dalam penjelasannya kepada otoritas bursa.
Saham Wijaya Karya bergerak melemah 0,84% ke level Rp 482 per saham pada Kamis ini. Sejak awal tahun, saham WIKA ambruk 39,50%.