Bos BRI Ramal Era Bunga Rendah Dimulai di Semester II, Ini Penyebabnya

Patricia Yashinta Desy Abigail
31 Januari 2024, 12:59
Bos BRI Ramal Era Bunga Rendah Dimulai di Semester II, Ini Penyebabnya
BRI
Direktur Utama BRI Sunarso memprediksi era suku bunga rendah akan dimulai pada semester kedua tahun ini.
Button AI Summarize

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memprediksi tren suku bunga tinggi perlahan mulai berakhir. Hal ini seiring ekspektasi pasar mengenai penurunan suku bunga acuan The Federal Reserve di tahun ini. BRI juga membuka ruang penurunan suku bunga pinjaman maupun simpanan. 

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan tren kebijakan suku bunga tinggi yang bertahan lama alias higher for longer menghantui selama setahun belakangan. Bahkan, tren suku bunga tinggi belum diketahui kapan berakhir.

"Kami berharap jangan terlalu terlalu lama lah. Kami prediksikan kira-kira sampai akhir kuartal dua 2024," kata Sunarso kepada wartawan dalam konferensi pers virtual kinerja keuangan kuartal 4 2023, Rabu (31/10).

Sebab itu, Sunarso juga berharap ada penurunan suku bunga baik dari bank sentral Amerika Serikat atau Fed Funds Rate dan Bank Indonesia 7 Days Repo Rate (BI7DRR). Instrumen BI7DRR merupakan suku acuan yang baru yang memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang. Sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo.

Dirinya ingin, setelah melewati semester pertama di 2024, dapat masuk ke era suku bunga rendah atau normal. "Untuk itu BRI buka ruang penyesuaian suku bunga baik pinjaman simpanan dan berbagai faktor biaya dana," sebutnya.

Di sisi lain, Sunarso menyebut perhitungan biaya dana atau cost of fund  masih akan meningkat seiring peningkatan brenchmark mark atau suku bunga acuan. Namun Sunarso menjelaskan masih akan mengelola baik cost of fund dengan bernagai strategi yang disiapkan perusahaan.

Hingga akhir tahun 2023, bank bersandi BBRI ini tercatat menyaluran kredit Rp 1.266,4 triliun, meningkat 11,2%. Dari portofolio itu, sekitar 84,4% atau Rp 1.068 triliun disalurkan untuk kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BRI mencapai Rp 1.358 triliun, tumbuh 3,9% secara tahunan. Kontributor pertumbuhan DPK itu berasal dari dana murah atau CASA sebesar 64,4%. Sedangkan, total aset BRI mencapai Rp 1.965 triliun, tumbuh 5,36% secara tahunan.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...