Laba DCI Melesat 55% Kuartal I, akan Berkongsi dengan Grup Salim
Perusahaan penyedia layanan data center, PT DCI Indonesia Tbk (DCI) membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 55% menjadi Rp 48 miliar pada kuartal I 2021, dari raihan periode yang sama tahun lalu Rp 31 miliar.
Berdasarkan presentasi paparan publik, margin laba bersih emiten berkode saham DCII ini juga meningkat dari semula 23% pada kuartal I 2020 menjadi 28% pada tiga bulan pertama tahun ini.
Hal ini berasal dari kinerja EBITDA yang sebesar Rp 116 miliar atau naik 45% tiga bulan pertama tahun lalu Rp 80.5 miliar. Perusahaan yang baru melantai di bursa saham pada Januari 2021 ini membukukan pendapatan Rp 171 miliar, atau naik 25% dibanding omzet periode yang sama tahun lalu Rp 137 miliar.
"Dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap layanan co-location data center akhir-akhir ini, DCI dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan ketersediaan kapasitas sebesar 37 Megawatt dan memimpin pangsa pasar data center co-location Indonesia setara 51%," ujar CEO DCI Indonesia Toto Sugiri dikutip dari keterangan tertulis, Senin (7/6).
Ke depan, menurut Toto, DCI akan menjalankan beberapa strategi bisnis untuk memenuhi permintaan pasar. Beberapa di antaranya, menerapkan otomatisasi dalam operasional pusat data untuk menghindari kesalahan manusia (human error) dan meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, memperkuat keragaman ekosistem di data center.
Dalam beberapa tahun mendatang, perseroan berencana membangun pusat data secara berkelanjutan di lahan seluas 8,5 hektar dengan menghadirkan total kapasitas data center sebesar 300 MW.
Kerja Sama dengan Grup Salim
Toto mengatakan, DCI berencana menjalin kerjasama dengan Grup Salim sebagai partner strategis perseroan. Dalam lima tahun terakhir ini, Grup Salim telah mengembangkan bisnis di sektor teknologi. Kolaborasi dengan salah satu grup bisnis besar di Indonesia tersebut diharapkan mampu meningkatkan perkembangan industri data center di Indonesia.
Sebelumnya, taipan pemilik Grup Salim, Anthoni Salim menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan teknologi PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dari 3,03% menjadi 11,12%.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Anthoni Salim membeli sebanyak 192,74 juta saham DCI Indonesia di harga beli Rp 5.277 per saham pada 31 Mei 2021. Artinya, dia merogoh kocek hingga Rp 1,02 triliun untuk membeli saham DCI Indonesia.
Dengan peningkatan tersebut, kini Anthoni memiliki 265,03 juta saham atau setara 11,12% di perusahaan bidang teknologi ini. Sebelumnya, Anthoni hanya memiliki 72,29 juta saham atau 3,03% saham perusahaan.
Penambahan investasi oleh Anthoni Salim ini dilakukan dengan membeli saham pemilik lama DCI Indonesia atas nama perorangan. Beberapa di antaranya Djarot Subiantoro yang menjual 18,66 juta unit, Marina Budiman menjual 89,58 juta unit, dan begitu juga Han Arming Hanafia yang menjual 56,18 juta unit sahamnya.
Aksi gesit Bos Indofood ini dalam berinvestasi di sektor teknologi menyebabkan harga saham DCI Indonesia menguat signifikan sejak awal pekan ini.
Saat ini, layanan DCI digunakan oleh perusahaan lokal dan internasional, termasuk tiga cloud service providers global, dan tujuh platform e-commerce. Tak hanya itu, terdapat pula 30 pelanggan yang berasal dari penyedia layanan telekomunikasi, 124 perusahaan dari industri keuangan dan bank, serta perusahaan dari berbagai industri.
“Tingkat waktu uptime untuk Service Level Agreement (SLA) operations adalah 100%. Hal ini dapat kami capai lewat penerapan operational dan service excellence,” kata Toto.
Perusahan melakukan inovasi teknologi data center dengan mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) serta Internet of Things (IoT). Tujuannya, agar tidak ada insiden yang mengganggu operasional infrastruktur IT, sekaligus meningkatkan efisiensi energi di data center DCI. Hal itu diwujudkan dengan peresmian gedung data center keempat (JK5) DCI di area data center campus, Cibitung.
PT DCI Indonesia Tbk (DCI) merupakan data center Tier IV yang memberikan layanan infrastruktur data center. Sebagai carrier neutral data center, DCI didukung oleh lebih dari 30 penyedia layanan jaringan. Berlokasi di kawasan industri eksklusif, data center DCI berjarak 40 kilometer dari pusat bisnis Jakarta.