Anteraja, Bisnis Logistik Triputra Group yang Makin Ekspansif

Intan Nirmala Sari
17 September 2021, 07:30
Anteraja, perusahaan logistik, adi sarana, IPO
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menyortir paket untuk dikirim ke alamat tujuan di Gudang SiCepat Hub, Pluit, Jakarta, Jumat (7/5/2021). Menurut jasa pengiriman tersebut menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah terjadi peningkatan pengiriman barang dari 800 ribu paket menjadi kurang lebih 1,8 juta paket dalam sehari.

Selanjutnya, pada 1972, T.P Rachmat ditugaskan untuk mengelola anak usaha Astra yang bergerak di bidang alat berat, yakni United Tractors (UNTR). Karier terus menanjak, dia akhirnya dipromosikan menjadi Presiden Direktur di Astra Internasional pada 1984.

Tak berhenti berinovasi, pada 1998 T.P Rachmat mendirikan perusahaan miliknya sendiri, Triputra Group yang bergerak di beberapa bidang, seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufaktur, agribisnis, dealership motor, hingga bidang logistik.

Singkat cerita, setelah sukses menjadi petinggi Grup Astra, dia mulai membentuk anak usaha di bawah Triputra Group, seperti PT Tri Adi Bersama yang kemudian menelurkan layanan ekspedisi yang kini dikenal dengan Anteraja pada 2019.

Sejak diluncurkan, Anteraja memiliki misi untuk mendukung serta melengkapi sektor e-commerce Tanah Air dari sisi infrastruktur, jasa antar barang. Kehadiran startup ini dianggap sebagai buah nyata untuk meningkatkan konsistensi Triputra Group di sektor perusahaan logistik.

Anteraja menawarkan layanan ekspedisi dan bertekad menghubungkan seluruh pasar, serta usaha mikro kecil menengah alias (UMKM) di Indonesia. Hal itu didukung implementasi teknologi. Selain melayani jasa antar barang, Anteraja juga menawarkan sistem jemput barang agar pelanggannya dapat menghemat waktu dan tidak perlu datang langsung ke kantor.

Layanan Anteraja Makin Meluas

Sejauh ini, layanan pengiriman di Anteraja terbagi menjadi tiga, yakni regular dengan sistem pelayanan umum dengan waktu pengiriman 3-7 hari dan tarif layanan mulai dari Rp 5.000. Selanjutnya layanan next day, yang merupakan layanan pengiriman sampai esok hari atau selambat-lambatnya dua hari setelah pengiriman, dengan biaya mulai dari Rp 8.000.

Layanan terakhir yakni sameday, dengan estimasi pengiriman di hari yang sama dan berlaku pada pagi atau siang hari. Untuk menikmati layanan tersebut, pelanggan perlu merogoh kocek mulai dari Rp 13.500.

Volume pengiriman Anteraja dari waktu ke waktu juga kian meningkat. Pada 2019, volume pengirimannya baru mencapai 100 ribu paket per hari. Kemudian pada tahun berikutnya, 2020 volume pengiriman meningkat tiga kali lipat menjadi 300 ribu paket per hari. Hal tersebut didukung pertumbuhan transaksi masyarakat melalui e-commerce selama pandemi Covid-19.

Menurut CEO Anteraja Suyanto Tjoeng, selain perkembangan teknologi yang membuat fitur dan layanan Anteraja semakin efisien, kinerja perusahaan juga didukung faktor sumber daya. Saat ini, Anteraja telah memiliki lebih dari 10.000 kurir yang dinamakan SATRIA. Bahkan, Anteraja berencana melakukan ekspansi ke wilayah dan titik-titik pengantaran baru, sejalan kebutuhan jasa ekspedisi yang terus meningkat.

Untuk tahun ini, Prodjo Sunarjanto menargetkan pengembangan bisnis Anteraja agar semakin luas. Salah satu pengembangan seperti digitalisasi cross border logistik, di mana masyarakat bisa mendapatkan barang yang dibutuhkan dari berbagai wilayah hingga di berbagai negara. Prodjo juga berencana memperluas jaringan dan menggaet lebih banyak rekanan.

Prodjo juga menyampaikan kalau pihaknya bakal berinvestasi dalam teknologi Artificial Intelligence (AI), yakni robotic system yang digunakan dalam proses penyortiran paket. Sehingga, proses sortir akan lebih cepat dan target pengiriman 1 juta paket per hari, tahun ini bisa tercapai.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...