Mitra Angkasa, Emiten Waralaba Mur dan Baut Pertama di Indonesia
Di awal 2022, Bursa Efek Indonesia (BEI) ramai kedatangan perusahaan baru yang ingin mencari dana segar di papan bursa saham. PT Mitra Angkasa Sejahtera menjadi perusahaan kelima yang melantai di bursa dan memakai kode saham BAUT.
Sesuai kode emitennya, Mitra Angkasa Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar logam untuk bahan konstruksi, terutama mur dan baut. BAUT melantai di bursa lewat initial public offering alias IPO pada 28 Januari 2022.
Mitra Angkasa menawarkan 1,45 juta lot saham seharga Rp 100 per lembar. Sudah sepekan lebih melantai di BEI, saham BAUT kini sudah naik 100 % dari harga IPO ke level Rp 200 per saham, Senin (7/2).
BAUT Bayar Utang Pakai Dana IPO
Aksi korporasi Mitra Angkasa Sejahtera berhasil membuat perusahaan mengantongi dana segar Rp 145 miliar rupiah. Sebanyak 6 % atau setara Rp 8 miliar dari dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang ke pemegang saham pengendali perseoran, yaitu NA Fasteners Pte. Ltd. Adapun saldo utang perusahaan mencapai Rp 8,48 miliar.
Selain membayar utang, BAUT akan menggunakan dana IPO untuk memasok persediaan produk. Beberapa di antaranya seperti full range mur dan baut yang terbuat dari stainless steel, socket cap screw, dan hand tools.
“Adanya peralatan baru, kegiatan usaha perseroan dapat lebih berkembang. Perseroan dapat menyediakan produk-produk mur dan baut dengan jenis yang lebih variatif dalam rangka pengembangan usaha perseoran,” kata Direktur Utama BAUT Simon Hendiawan dalam keterangan resmi, Jumat (28/1).
Di hari yang sama dengan IPO, BAUT juga menerbitkan 1,16 miliar waran seri I atau setara 34,63 % dari total saham ditempatkan dan disetor penuh, senilai Rp 125 per waran.
Setiap pemegang 10 saham baru BAUT berhak mendapatkan delapan waran seri I. Meski begitu, waran seri I ini hanya memiliki tenor tiga tahun.
Kepemilikan saham BAUT saat ini dikuasai NA Fasteners Pte. Ltd., dengan porsi 54,1 % atau 2,6 miliar lembar saham. Sementara itu, publik menguasai 30,2 % saham Mitra Angkasa atau 1,45 miliar lembar, dan PT FAS Bersama Investama sebesar 15,63 % atau sekitar 750 juta lembar saham. Hingga Senin (7/2), kapitalisasi pasar BAUT mencapai Rp 960 miliar.
Waralaba Mur dan Baut Pertama Tanah Air
Melansir prospektus, BAUT sudah berdiri sejak 29 November 2012 di Tangerang, Banten. Sesuai kode emitennya, perusahaan ini berfokus pada perdagangan besar logam untuk bahan konstruksi, terutama mur dan baut.
Tak butuh waktu lama sejak berdiri, Mitra Angkasa sudah membuka satu kantor cabang pada tahun kedua pendiriannya. Pada 10 September 2014, kantor cabang BAUT berdiri di Sidoarjo, Jawa Timur hingga sekarang.
Selang empat tahun berdiri, pada 2016 BAUT menggunakan model bisnis baru, yaitu kemitraan dengan nama RJ Steel. Tercatat outlet RJ Steel pertama dibuka di Pasuruan.
Setelah berhasil dengan model bisnis kemitraan, BAUT kemudian memasarkan produk PATTA sejak 2017. PATTA merupakan perusahaan produsen paku, baut, dan alat bangunan lainnya yang sudah berdiri sejak 1982 dan berpusat di Kaohsiung, Taiwan.
Setahun berselang, pada 2018, BAUT menjadi pemasok utama produk PATTA dan PTA di Indonesia melalui King Point Enterprise Co., Ltd.
Meski diterpa pandemi, sejak 2020 BAUT membuka model bisnis baru selain kemitraan, yaitu waralaba. Nama yang digunakan masih sama dengan model bisnis sebelumnya, yaitu RJ Steel.
Per Januari 2022, BAUT tercatat sudah memiliki total 22 outlet RJ Steel Mitra dan RJ Steel Waralaba di seluruh Indonesia. Dengan model bisnis tersebut, Mitra Angkasa Sejahtera menajdi franchise mur dan baut pertama di Indonesia.
Kesuksesan mitra dan waralaba RJ Steel sukses menggiring BAUT melahirkan anak perusahaan pada 2021. Anak usaha tersebut bernama PT Rantai Jaringan Sukses (RJS), dengan fokus bisnis perdagangan eceran barang logam di dalam toko RJ Steel di Sidoarjo.
Lini Bisnis BAUT
Tidak hanya berfokus pada perdagangan besi dan baja, BAUT juga memiliki enam kegiatan usaha lain, seperti perdagangan bijih logam, bijih nikel, tembaga, aluminium, besi, dan baja. BAUT juga melakukan perdagangan besar untuk komoditas emas, perak, dan platina.
Selain itu, Mitra Angkasa menjual mesin dan peralatan untuk keperluan indsutri. Itu termasuk perdagangan furnitur kantor, kabel, dan sakelar listrik. BAUT juga melakukan perdagangan besar untuk material bangunan, seperti semen, pasir, paku, dan cat.
Di sisi lain, emiten waralaba satu ini tak hanya menjual mesin industri, melainkan juga mesin, peralatan, dan perlengkapan pertanian. Beberapa produknya seperti traktor, mesin pemotong rumput, mesin pemerah susu, hingga mesin peternak lebah.
Bisnis lainnya yang dimiliki Mitra Angkasa Sejahtera, yakni senawarkan sewa guna usaha bukan karya cipta. Artinya, pihak ketiga bisa menggunakan aset non finansial perusahaan tersebut, untuk kemudian membayar dalam bentuk royalti. Penggunaan aset non finansial tersebut bisa berupa izin reproduksi dan menggunakan bisnis dengan sistem waralaba.
Lini bisnis BAUT yang terakhir, yakni melakukan aktivitas konsultasi manajemen, baik dalam segi pertanian, rancangan dan metode akuntansi, hingga prosedur pengawasan anggaran belanja.