Grup Djarum Dikabarkan Mau Jual Saham Protelindo, Incar Dana Rp 14,7 T
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dikabarkan berencana menjual 15%-20% saham anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
Berdasarkan sumber yang dikutip Bloomberg, entitas usaha Grup Djarum ini mengincar dana mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,7 triliun dari penjualan saham perusahaan menara telekomunikasi tersebut.
Sarana Menara Nusantara memiliki 99,99% dari Protelindo, sementara Santoso memiliki 0,01% saham, menurut laporan tahunan terbaru perusahaan menara. Unit Grup Djarum memiliki 54,4% saham Sarana Menara Nusantara.
Protelindo diketahui membeli 94% saham di perusahaan saingannya, PT Solusi Tunas Pratama Tbk pada Oktober dengan harga sekitar US$1,2 miliar.
Saat ini, Protelindo bekerja sama dengan penasihat keuangan dalam proses penjualan saham. Adapun, potensi penjualan menargetkan dana pensiun dan infrastruktur.
Manajemen Sarana Menara Nusantara sedang melakukan perundingan terkait penjualan saham Protelindo. Namun, dalam perkembangannya, TOWR berhak memutuskan untuk tidak melanjutkan kesepakatan yang berlangsung.
Perusahaan selalu mencari pendanaan melalui dua cara, yakni menarik utang dan ekuitas. Presiden Direktur Protelindo Ferdinandus Aming Santoso mengatakan, kedua jenis pembiayaan tersebut sedang dibahas.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi lonjakan kesepakatan infrastruktur telekomunikasi. Hal ini terjadi karena pandemi Covid-19 mempercepat tren digitalisasi.
Pemilik Protelindo akan bergabung dengan Globe Telecom Inc. di Filipina, yang mempertimbangkan penjualan sekitar separuh dari portofolio menaranya dalam kesepakatan yang dapat bernilai hingga US$ 1,5 miliar.
Di sisi lain, pemegang saham Supernap Thailand bekerja dengan penasihat keuangan untuk membantu menemukan investor minoritas.
Berdasarkan laman perusahaan, Protelindo merupakan operator menara independen terbesar untuk perusahaan komunikasi nirkabel di Indonesia yang berdiri pada 2003.
Perusahaan memiliki dan mengoperasikan sekitar 29.011 lokasi menara telekomunikasi dengan lebih dari 54.580 penyewa di Indonesia, terutama di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.
Saham Sarana Menara Nusantara melonjak 4,6% pada perdagangan Kamis (16/6) kemarin. Hal ini menjadi kenaikan terbesar dalam lebih dari sebulan, menghentikan penurunan beruntun selama tujuh hari perdagangan dan memberi perusahaan tambahan kapitalisasi pasar pasar sekitar Rp 47 triliun.