Bumi Resources Kembali Private Placement 5,1 Miliar Saham
Emiten pertambangan batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. kembali menambah modal melalui skema tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Kali ini, sebanyak 5,1 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 80 per saham.
Perusahaan dengan kode saham BUMI tersebut akan melaksanakan private placement pada 19 Agustus 2022. Sedangkan hasil pelaksanaannya akan diumumkan pada 23 Agustus 2022.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi korporasi ini dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi keuangan perseroan. Selain itu, private placement dilakukan perseroan untuk pelaksanaan konversi atas Obligasi Wajib Konversi (OWK).
Manajemen menjelaskan, usai pelaksanaan private placement, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor perseroan akan meningkat dari 134,93 miliar saham menjadi sebanyak-banyaknya 140,03 miliar saham. Dengan rincian saham seri A 20,77 miliar, saham seri B 53,50 miliar, dan jumlah saham seri C yang bertambah dari 60,65 juta menjadi 65,76 miliar.
Sebelumnya, Bumi Resources juga menambah modal melalui skema tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement sebanyak 13,20 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi korporasi ini dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi keuangan perseroan, serta menyelesaikan kewajiban perseroan pada Innovate Capital Pte Ltd yang telah menagih utang.
Saat itu, BUMI memiliki utang kepada Innovate Capital sebesar Rp 1,01 triliun. Penyelesaian utang dilakukan melalui konversi utang menjadi saham atau debt to equity swap dengan harga konversi Rp 76,59 per saham seri C.
Sebagai informasi, laporan keuangan perseroan sepanjang kuartal I 2022 mencatatkan laba bersih sebesar US$ 43,25 juta, pencapaian ini berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan mencatat rugi sebesar US$ 11,67 juta.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 32,6% di kuartal I 2022 menjadi sebesar US$ 1,37 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,03 miliar.
Hingga akhir Maret 2022, perseroan menghasilkan peningkatan produksi sebesar 16%, menjadi 16,3 MT dibandingkan 19,3 MT pada kuartal I 2021. Namun, harga jual rata-rata meningkat 59% dari sebelumnya US$ 53,1 per ton, menjadi US$ 84,5 per ton.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi dari anak usahanya yakni, Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 55-57 juta ton, dan Arutmin Indonesia sebesar 26-29 juta ton. Sementara itu, untuk harga KPC ditarget berkisar US$ 120-150 per ton, dan Arutmin US$ 80-100 per ton.