Dana IPO Blibli untuk Bayar Utang Bank, Ini Rinciannya
Pengelola e-commerce milik Grup Djarum, PT Global Digital Niaga atau Blibli segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal bulan depan.
Setelah menggabungkan platform Blibli.com dan Tiket.com, kini perusahaan menawarkan maksimal 17,77 miliar saham baru atau setara 15% dari total saham perusahaan.
Saham perdana ditawarkan dengan harga awal Rp 410 - Rp 460 per saham. Dengan demikian, perusahaan berpotensi meraup dana senilai Rp 8,17 triliun dari aksi korporasi ini.
Lalu, bagaimana rencana penggunaan dana dari hasil IPO?
Berdasarkan prospektus yang dirilis awal pekan ini, Blibli akan menggunakan sekitar 67% atau Rp 5,5 triliun dana hasil IPO untuk melunasi utang perbankan, Sisanya, sekitar Rp 2,67 triliun untuk modal kerja perusahaan dan entitas anak.
Berikut rincian rencana penggunaan dana hasil IPO Blibli :
1. Utang perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
Blibli akan membayar seluruh pinjaman terutang atau outstanding loan per 12 Oktober 2022 sebesar Rp 2,75 triliun.
Pinjaman memiliki tingkat bunga JIBOR 1 bulan + % margin yang dihitung dari fasilitas time loan revolving yang telah ditarik dan belum dibayar kembali oleh perusahaan.
Dana pinjaman digunakan oleh Blibli untuk pembiayaan atas aktivitas operasional dan investasi.
Pinjaman ini sebenarnya memiliki jatuh tempo pada 29 Oktober 2023. Namun, perusahaan akan melunasi pinjaman lebih awal. Alasannya, untuk memenuhi ketentuan mengenai adanya tindakan korporasi yang berhubungan dengan pasar modal ekuitas dan utang yang mengakibatkan utang perusahaan menjadi wajib dilunasi sebelum jangka waktu berakhir.
Secara total, Blibli memiliki fasilitas utang dari perusahaan perbankan afiliasinya tersebbut sebesar Rp 4,02 triliun. Terdiri dari, Rp 4 triliun fasilitas pinjaman berulang atau time loan revolving uncommitted. Sisanya, Rp 25 miliar untuk fasilitas kredit multi yang terdiri dari bank garansi dan surat kredit berdokumen dalam negeri.
2. PT Bank BTPN Tbk
Blibli akan melunasi pinjaman terutang per 12 Oktober 2022 sebesar Rp 2,75 triliun. Pinjaman ini memiliki tingkat bunga JIBOR 1 bulan + 1% margin yang disetujui.
Perusahaan menggunakan pinjaman perbankan untuk memenuhi kebutuhan korporasi secara umum.
Pinjaman ini sebenarnya memiliki jatuh tempo pada 29 September 2023, tetapi Blibli akan melunasi pinjaman dengan waktu lebih awal.
Secara total, Blibli memiliki plafon pinjaman dari BTPN sebesar Rp 4,3 triliun. Jumlah ini terdiri dari: Rp 4 triliun fasilitas time loan revolving uncommitted, Rp 100 miliar untuk fasilitas bank garansi, dan Rp 200 miliar fasilitas letter of credit.
3. Modal kerja perusahaan dan entitas anak
Blibli akan menggunakan sisa dana hasil IPO atau sekitar Rp 2,67 triliun untuk perusahaan dan entitas anak usaha sebagai modal kerja demi mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.
Hal ini termasuk kegiatan penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional, tak terkecuali biaya pemeliharaan atau beban operasional lainnya. Selain itu, penambahan fasilitas pendukung usaha perseroan, termasuk pembaruan teknologi.
Rinciannya, 57% dana hasil IPO untuk perusahaan, dan 43% untuk anak usahanya, GTNe.
Dana yang disalurkan ke GTNe akan dilakukan secara bertahap berupa peningkatan penyertaan modal yang akan dimulai pada kuartal IV 2022.
Jika dana hasil IPO tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan tersebut, perusahaan akan menggunakan sumber dana lain berupa pinjaman.