Laba Adaro Minerals (ADMR) Naik Lima Kali Lipat Jadi Rp 4,44 T
Emiten pertambangan migas dan batu bara, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan meraup laba bersih US$ 284,26 juta atau setara Rp 4,44 triliun (Rp 15.639/US$) pada kuartal III 2022, atau melonjak 481% dari capaian laba bersih periode yang sama tahun lalu, US$ 48,87 juta atau sekitar Rp 764,2 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan Adaro Minerals, capaian laba bersih ditopang oleh pendapatan usaha yang tumbuh 188% menjadi US$ 666 juta pada kuartal ketiga 2022, dari sebelumnya US$ 231 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur dan CEO Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat mengatakan, pertumbuhan omzet perusahaan ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) pada kuartal III 2022 yang meningkat 105% dalam perhitungan tahunan atau year on year (YoY), dibanding ASP kuartal III 2021.
Kenaikan harga ASP itu disertai dengan volume penjualan batubara Adaro Minerals yang meningkat sebesar 41% selama setahun dari 1,55 juta ton menjadi 2,19 juta ton. Adapun volume produksi batu bara perusahaan juga meningkat 48% dari 1,73 juta ton menjadi 2,56 juta ton.
Menurut dia, periode 2022 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Adaro Minerals yang memulai tahun dengan penawaran saham perdana di awal kuartal dan mencapai harga-harga tertinggi dalam sejarah untuk produknya di kuartal kedua.
“Di sepanjang tahun ini dan berlanjut menjelang kuartal keempat, tim kami bekerja untuk memenuhi target produksi yang meningkat signifikan dan bersiap mencapai rentang atas panduan perusahaan, yang setara dengan peningkatan produksi lebih dari 40%,” ungkap Christian dalam keterangan resmi, Senin (31/10).
Kendati demikian, beban pokok pendapatan anak usaha Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini ikut membengkak 80% menjadi US$ 252 juta dari sebelumnya US$ 140 juta. Hal ini terjadi terutama karena kenaikan royalti akibat peningkatan volume penjualan dan ASP.
Royakti yang dibayarkan kepada pemerintah naik 194% menjadi US$ 118 juta dari US$ 40 juta, berkat kenaikan laba usaha.
Dari sisi neraca, posisi total liabilitas perusahaan per September 2022 turun 1% menjadi US$ 753 juta dari US$ 762 juta pada tahun sebelumnya. Adapun, ekuitas ADMR naik 817% menjadi US$ 490 juta dari US$ 53 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi aset, emiten batu bara ini mencatatkan kenaikan 52% menjadi US$ 1,24 miliar pada September 2022. Sedangkan pada pencatatan September 2021, perusahaan memiliki aset US$ 815 juta.
Melansir keterangan resminya, Adaro Minerals Indonesia meningkatkan produksi batu bara sebesar 48% menjadi 2,56 juta ton per September 2022, dibandingkan 1,73 juta ton pada periode yang sama pada tahun 2021.
ADMR berada di posisi yang baik untuk memenuhi rentang atas target produksi untuk tahun 2022 yang ditetapkan 2,8 juta ton hingga 3,3 juta ton. Produksi batu bara pada kuartal ketiga 2022 mencapai 1,04 juta ton, atau naik 247% dari 0,30 juta ton pada periode yag sama tahun lalu. Adapun penjualan batu bara naik 137% menjadi 0,90 juta ton dari 0,38 juta ton pada kuartal ketiga 2022.
“Pada kuartal ini, level rata-rata kedalaman air di pelabuhan Tuhup mencapai sekitar 22 meter di atas permukaan laut sehingga ADMR memperoleh jumlah hari pemuatan tongkang yang melebihi rencana dan dapat meningkatkan volume pengiriman batu bara di kuartal ini. Kontraktor pertambangan ADMR, PT Saptaindra Sejati (SIS) juga menerima alat berat di kuartal ini, sehingga menopang pencapaian volume yang lebih tinggi pada kuartal ini,” kata Manajemen Adaro Minerals dalam keterangan resminya, Senin (31/10).