Indofarma Ajukan Pinjaman Rp 157 M ke Bio Farma untuk Restrukturisasi
PT Indofarma Tbk menyebutkan pengajuan pinjaman kepada induk usahanya atau shareholder loan, PT Bio Farma. Dana pinjaman akan digunakan untuk melakukan restrukturisasi usaha.
Mengutip laporan kewajaran yang diunggah dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membutuhkan pinjaman dalam rangka restrukturisasi untuk mendukung rencana kerja.
Ini terutama dalam rangka mendukung percepatan implementasi strategi fokus usaha di bidang alat kesehatan dan herbal, sesuai dengan program kerja holding BUMN Farmasi.
Manajemen Indofarma menyebutkan, pengadaan fasilitas pendanaan dari afiliasi merupakan bagian dari upaya menata fokus usaha. Perseroan membutuhkan tambahan dana untuk melakukan percepatan implementasi strategi fokus usaha di bidang alat kesehatan dan herbal sesuai dengan program kerja holding BUMN Farmasi sekaligus membantu upaya pemerintah di bidang kesehatan.
"Perseroan terus berupaya menyediakan produk farmasi, alat kesehatan, dan herbal sesuai ketentuan yang berlaku dan rencana kerja perseroan," tulis Indofarma dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Minggu (23/4).
Restrukturisasi yang dibiayai melalui shareholder loan, akan diimbangi dengan strategi turnaround dalam rangka menjaga stabilitas dan performa. Strategi yang dimaksud, meliputi perbaikan struktur keuangan untuk pemenuhan permintaan produk, disiplin terhadap pengelolaan keuangan dan collection.
Selain itu, pengelolaan keuangan juga akan difokuskan pada efisiensi biaya, khususnya biaya bahan baku dan packaging, serta facilities & equipment, serta berupaya untuk menyelaraskan sales forecast dengan produksi.
Dana yang didapatkan melalui shareholder loan, dalam jangka panjang akan meningkatkan pertumbuhan dari sisi aset, serta likuiditas yang semakin baik. Ini terlihat dari proyeksi current ratio yang akan mencapai 101,29% dan quick ratio mencapai 50,19% pada 2023.
Dari sisi solvabilitas, diproyeksikan menunjukkan penurunan yang menunjukan liabilitas perseroan yang semakin cepat berkurang, di mana debt to equity ratio berkisar 1.049,64% pada 2023 akan menjadi 69,30% pada 2027. Lalu, debt to asset ratio 50,50% pada 2023 akan menjadi 25,37% pada tahun 2027.
Dalam jangka pendek, shareholder loan ini akan meningkatkan liabilitas perseroan. Namun, dengan fasilitas pendanaan yang bersifat junior dari pihak afiliasi akan mengurangi risiko financial distress, serta tidak terdapat covenant yang memberatkan operasional dan kinerja perseroan.
Manajemen Indofarma menilai transaksi shareholder loan ini tidak akan memberatkan perseroan. Pasalnya, dari sisi tarif suku bunga untuk fasilitas pinjaman pihak afiliasi yang ditawarkan adalah sebesar 7% per tahun. Ini lebih rendah dari rata-rata tingkat pinjaman investasi dan pinjaman modal kerja yang berlaku.