Merdeka Battery Realisasikan Dana IPO untuk Bayar Utang Rp 4,5 Triliun
HNMI saat ini telah beroperasi komersial dan diharapkan akan mulai memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan MBMA di semester kedua tahun 2023.
Pada tahun 2022, sumber pendapatan utama MBMA berasal dari penjualan NPI ke pasar luar negeri serta domestik. Masing-masing sebesar US$ 270,33 juta dan US$ 185,4 juta.
Produksi NPI tersebut berasal dari smelter RKEF milik PT Cahaya Smelter Indonesia dan PT Bukit Smelter Indonesia yang masing-masing memiliki kapasitas terpasang 19.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun.
Sehingga dengan beroperasinya smelter RKEF ZHN, maka total kapasitas terpasang yang dimiliki MBMA akan mencapai 88.000 ton Ni per tahun.
MBMA Angkat Direktur
Selain dana IPO, perusahaan juga mengumumkan pengangkatan Andrew Philip Starkey sebagai direktur perusahaan yang telah disetujui dalam RUPST.
Devin mengatakan pengangkatan Andrew dilakukan untuk memperkuat struktur manajemen dalam mengelola bisnis MBMA yang semakin besar.
"Rekam jejak Andrew di sektor investasi dan pertambangan, diharapkan akan semakin memudahkan gerak MBMA dalam memaksimalkan peluang di masa mendatang demi peningkatan kinerja perseroan," katanya.
Adapun, Andrew telah bergabung di Grup Merdeka sejak tahun 2022. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Managing Director di Macquarie Group, Vice President di Goldman Sachs dan Executive Director di Presidio Capital. Ia juga turut mendirikan Pierfront Capital dan menjabat sebagai Managing Director dari tahun 2016 hingga 2022.
Komposisi Direksi MBMA setelah RUPST adalah sebagai berikut:
- Presiden Direktur: Devin Ridwan
- Wakil Presiden Direktur: Jason Laurence Greive
- Direktur: Titien Supeno
- Direktur: Andrew Phillip Starkey