Starbucks Buka Suara soal Seruan Boikot dan Pro Israel
Starbucks akhirnya buka suara mengenai seruan boikot dan pro Israel. Perusahaan jaringan kedai kopi ini menyatakan tidak pernah memberikan keuntungan kepada pemerintah maupun tentara Israel.
Melalui situs resmi, Starbucks membantah rumor perusahaan mendukung keuangan pemerintah dan/atau Angkatan Darat Israel. Starbucks merupakan perusahaan publik, sehingga wajib menyampaikan setiap pemberian perusahaan per tahun melalui proxy statement.
“Tidak. Ini sama sekali tidak benar,” kata Starbucks dikutip Jumat (17/11).
Terkait penutupan gerai di Israel, Starbucks menegaskan perusahaan tidak mengambil keputusan bisnis berdasarkan isu politik. Starbucks membubarkan kemitraan di Israel pada 2003 karena tantangan operasional.
Mengenai peluang untuk kembali membuka gerai di Israel, Starbucks menyampaikan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan mitra lokal jika dirasa masuk akal dan ada kecocokan untuk merek Starbucks di pasar.
Starbucks juga mengatakan, perusahaan akan terus melebarkan bisnis di Timur Tengah. “Kami terus bekerja sama dengan mitra bisnis Alshaya Group, dalam mengembangkan rencana untuk wilayah ini,” ujarnya.