Perbankan Sebut Restrukturisasi Covid-19 Dihapus Tak Pengaruhi Kinerja

Patricia Yashinta Desy Abigail
2 April 2024, 11:41
Perbankan Sebut Restrukturisasi Covid-19 Dihapus Tak Pengaruhi Kinerja
Freepik
Restrukturisasi Utang

Bank Mandiri optimis kinerja para debitur akan terus tumbuh. “Di Bank Mandiri, loan at risk sudah lebih rendah dibanding masa pandemi, ini menjadi indikator utama bahwa kita sudah siap tumbuh melampaui posisi sebelum Covid-19,” jelasnya.

Sebagai tambahan informasi, sampai dengan Desember 2023, NPL Bank Mandiri secara bank only, telah menurun mencapai 1,02% dengan NPL Coverage Ratio yang cukup memadai mencapai 384,36%.

Sejalan, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, perusahaan menyambut baik terkait dengan berakhirnya kebijakan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19. Dia juga menilai kebijakan restrukturisasi Covid-19 terbuki telah mampu menyelamatkan sebagian besar bisnis UMKM selama menghadapi pandemi yang meluas di Indonesia pada 2020.

Selain itu, perseroan mengungkapkan BRI sendiri secara internal sudah tidak menggunakan kebijakan tersebut sejak tahun 2023 lalu sebagai upaya untuk penerapan prudential banking. Sunarso juga menjelaskan jika BRI juga telah menerapkan langkah antisipatif merespon berakhirnya relaksasi restrukturisasi Covid pada bulan Maret 2024 dan menyiapkan soft landing strategy.

"Dan kami optimistis berakhirnya relaksasi tersebut tidak akan berdampak signifikan pada kinerja kualitas kredit maupun kinerja keuangan BRI secara umum,” kata Sunarso dalam keterangan resminya, Senin (1/4).

Di sisi lain, sebagai antisipasi risiko BRI juga tetap mengimbangi dengan melakukan pencadangan yang memadai. Perusahaan mencatat hingga Desember 2022 NPL BRI berada di level 305,73%. Cadangan tersebut digunakan untuk melakukan penghapusbukuan kredit UMKM yang benar-benar sudah tidak bisa direstrukturisasi lagi.

Sehingga, pada Desember 2023 NPL Coverage atau kredit tidak lancar turun di level 229,09%. Namun cadangan tersebut masih sangat memadai apabila terjadi pemburukan.

Sebelumnya Sunarso pada Februari 2024 mengungkapkan bahwa perseroan telah mencatatkan penyusutan nilai kredit terdampak Covid-19 yang direstrukturisasi. Adapun outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 per Desember 2023 dari catatan kinerja perusahaan turun menjadi Rp 54,5 triliun dari Rp 107,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Apabila dihitung dari puncaknya, sebesar Rp 210 triliun itu sudah keluar dari status restrukturisasi sehingga sekarang outstanding-nya tinggal Rp 54 triliun,” kata Sunarso.

Sunarso pun menyebut sejak awal pandemi terjadi, BRI telah mengambil langkah strategis untuk melakukan penyelamatan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki peranan krusial terhadap perekonomian Indonesia. BRI mencatat MKM memberikan kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM menyerap 97% tenaga kerja dan menyediakan 99% lapangan kerja di Indonesia.

Di sisi lain, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga mendukung keputusan pengakhiran restrukturisasi Covid-19. Perusahaan juga telah memetakkan strategi dari awal untuk mengantisipasi masa berakhirnya restrukturisasi Covid di jauh-jauh hari.

"Kami siap untuk itu, apalagi perekonomian sudah mulai kembali baik tidak seperti saat Covid-19 dulu. Non performing financing juga sudah diantisipasi," kata Wakil Direktur Utama BRIS Bob Tyasika Ananta.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lona Olavia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...