Amman Mineral (AMMN) Raup Penjualan Rp 9,78 Triliun di Kuartal I 2024

Nur Hana Putri Nabila
30 April 2024, 17:51
Ilustrasi Amman Mineral
Dokumentasi perseroan
Ilustrasi Amman Mineral

Ringkasan

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan laba periode berjalan sebesar US$ 129,05 juta turun 27% dibandingkan periode sebelumnya, sedangkan penjualan hanya naik 1% menjadi US$ 601,55 juta akibat penurunan harga tembaga dan meskipun penjualan emas dan tembaga meningkat dalam volume.
  • Arief Sidarto, Direktur Keuangan AMMN, mengungkapkan penurunan penjualan disebabkan oleh penurunan harga tembaga 19% dan adanya penundaan pengiriman pada Januari 2024 karena revisi izin ekspor, namun harga emas meningkat 9%.
  • Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) turun 7% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 326 juta pada kuartal I 2024, disebabkan oleh kenaikan bea ekspor dan royalti, namun AMMN berhasil mempertahankan margin EBITDA yang kuat sebesar 54%.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perusahaan tambang tembaga dan emas, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 129,05 juta atau senilai Rp 2,09 triliun. Laba tersebut turun 27% dari periode sebelumnya mencatatkan US$ 176,75 atau sebesar Rp 2,87 triliun di 2023.  

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Maret 2024, penjualan AMMN hanya naik 1% menjadi US$ 601,55 juta atau sebesar Rp 9,78 triliun. Pada kuartal I 2023, nilai penjualan AMMN mencapai US$ 597,26 juta atau sebesar Rp 9,71 triliun. 

Arief Sidarto, Direktur Keuangan Amman Mineral Internasional,  mengatakan penjualan hanya naik 1% karena penurunan harga tembaga sebesar 19%. Di sisi lain, volume penjualan emas dan tembaga meningkat masing-masing 15% dan 5%. Sementara itu, harga emas naik sebesar 9%. 

Selain itu, Arief mengatakan terdapat penundaan pengiriman selama beberapa minggu pada Januari 2024 karena perusahaan perlu merevisi izin ekspor agar bea ekspor tetap di 10%. 

“Selama kuartal I 2024, AMMN menunjukan ketahanan finansial di tengah beberapa tantangan dan berkomitmen untuk menerapkan pengelolaan keuangan yang hatu-hati dan pengendalian biaya yang ketat,” kata Arief dalam keterangannya, Selasa (30/4). 

Manajemen mengatakan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan turun 7% dari US$ 349 juta pada kuartal I 2023 menjadi US$ 326 juta pada kuartal I 2024. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan bea ekspor dan royalti pemerintah. Kendati demikian, perusahaan mempertahankan margin EBITDA yang kuat sebesar 54%. 

Hingga Maret 2024, Amman Mineral memiliki total utang sebesar US$ 3,74 juta dengan total utang bersih sebesar US$ 2,30 atau melonjak sebesar 16% dari Desember 2023. Kenaikan utang tersebut mencerminkan pertambahan pinjaman untuk mendukung belanja modal dan kegiatan operasional.  

 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...