Bos Raharja Energi (RATU) Beberkan Prospek Usaha Pasca IPO
PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) membeberkan prospek usaha grup perusahaan energi itu setelah mencatatkan saham perdana alias melaksanakan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, Rabu (8/1). Direktur Utama RATU, Alexandra Sinta Wahjudewanti, mengatakan perusahaan akan tetap fokus pada bisnis utama mereka di sektor minyak dan gas bumi.
Menurutnya, RATU kini berada dalam posisi yang optimal demi mendukung kebutuhan energi domestik sekaligus memanfaatkan peluang pertumbuhan dari transisi energi.
Sinta juga menambahkan gabungan aset strategis, cadangan yang besar, dan kuatnya posisi grup di industri minyak dan gas Indonesia membuat RATU berpotensi menjadi pemain utama dalam peta energi nasional.
Rencana Bisnis RATU
Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang terafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro itu memiliki strategi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam operasional saat ini, strategi jangka pendek perusahaan adalah memastikan keberlanjutan pendapatan yang diproyeksikan dari Blok Cepu dan Blok Jabung.
“Produksi kami tergantung dari Blok Cepu dan Blok Jabung semua saat ini karena kami investor di situ,” kata Sinta kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (8/1).
Perusahaan memantau secara intensif aktivitas produksi dan pengembangan lapangan yang dilakukan oleh mitra-mitra Perseroan, termasuk ExxonMobil Cepu Ltd., dan PetroChina International Jabung Ltd. Dengan keterlibatan di kedua perusahaan multinasional di blok tersebut, perusahaan anak dan perusahaan asosiasi perseroan memiliki estimasi hak atas produksi minyak dan gas bumi sebesar 1,2 juta barel setara minyak (MMBOE) per tahun. Hal ini menjadi dasar proyeksi pendapatan jangka panjang perusahaan.
“RATU akan senantiasa mengoptimalkan pendapatan bagi hasil dari blok-blok tersebut hingga mencapai batas keekonomian atau berakhirnya masa konsesi,” kata Sinta.
Dalam jangka menengah, perusahaan berfokus pada pertumbuhan organik dengan meningkatkan kepemilikan participating interest di blok-blok minyak dan gas bumi yang sudah berproduksi. Sinta mengatakan, perusahaan berencana menginvestasikan kembali laba yang diperoleh untuk memperbesar kepemilikan participating interest atau mengakuisisi blok strategis lainnya di Indonesia. Dengan pendekatan ini, RATU berharap dapat menjadi pemain utama di industri hulu minyak dan gas bumi Indonesia.
Untuk strategi jangka panjang, RATU menargetkan untuk tidak hanya memiliki participating interest di blok-blok yang sudah berproduksi, tetapi juga memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi operator mandiri. Perusahaan optimistis dapat berperan kunci dalam eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak dan gas bumi baru di Indonesia, sehingga dapat berkontribusi pada ketahanan energi nasional dan pertumbuhan ekonomi.