Trump "Melunak" Lawan Iran, Rupiah Menguat ke Rp 13.853 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar pagi ini, Kamis (9/1), menguat 0,28% ke level Rp 13.860 per dolar AS. Rupiah menguat seiring sikap Trump yang cukup lunak terkait serangan Iran ke pasukan AS di Irak.
Mengutip Bloomberg, rupiah hingga pukul 08.57 WIB menguat 0,33% ke level Rp 13.853 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia juga bergerak menguat pada perdagangan pagi ini.
Dolar Singapura naik 0,06%, dolar Taiwan 0,26%, won Korea Selatan 0,8%, peso Filipina 0,53%, rupee India 0,18%, ringgit Malaysia 0,24%, dan baht Thailand 0,17%.
Sementara itu, yen Jepang turun 0,06%, dolar Hong Kong lunglai 0,02%, dan yuan Tiongkok masih melemah 0,01%.
(Baca: Enggan Balas Iran secara Militer, Trump Bakal Beri Sanksi Ekonomi)
Meski sempat memberi sinyal perang dengan Iran, Trump tadi malam justru menyatakan tak akan menanggapi serangan Iran terhadap pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak secara militer. Namun, AS akan memberikan sanksi ekonomi tambahan terhadap Teheran atas tindakan yang disebut Trump sebagai agresi iran.
“Kenyataan bahwa AS memiliki peralatan dan militer yang hebat ini tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik," ujar Trump, dikutip dari Reuters.
(Baca: Balas Dendam, Iran Luncurkan Belasan Rudal ke Pangkalan AS di Irak)
Kendati menguat pagi ini, Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengatakan, rupiah hari ini berpotensi bergerak melemah seiring terus berkembangnya konflik antara AS dan Iran.
"Pergerakan rupiah hari ini masih sangat ditentukan oleh perkembangan geopolitik di Timur Tengah terkait konflik Amerika Serikat atau AS dan Iran," kata Piter kepada Katadata.co.id, Kamis (9/1).
Meski bakal melemah, Piter memperkirakan rupiah hari ini tak akan melewati level Rp 14 ribu per dolar AS.